Definisi Kamera Makin lari dari Sejarah
By Hendrik Tan disadur dari Kompas, Selasa, 23 Desember 2014, Tips&Catatan : Arbain Rambey, sayangnya
gambar-gambar diambil dari Google
# Foto udara konser music saat hari
pelantikan Jokowi sebagai Presiden Ketujuh RI tanggal 20 Oktober 2014. Kamera
yang bisa diterbangkan adalah tren yang mengemuka selama 2014 dan akan sangat
berkembang di tahun-tahun berikutnya.
KALAU ada fotografer yang hidup tahun
1930-an dibawa kemasa kini, dia pasti bingung dengan definisi kamera yang ada.
Kamera saat ini makin beragam bentuk dan fungsinya, dengan mutu yang maki bagus
pula.
Saati ini,
jangan lagi bertanya, “bagus tidak?” saat ada kamera baru diluncurkan. Sejak
akhir 2013 pun, semua kamera telepon genggam sudah punya mutu yang sangat bagus
utnuk standar fotografi umum, yaitu dilihat, dipamerkan, lalu dicetak, dan
dipajang di rumah. Tidaklah heran kalau dalam setahun terakhir makin sedikit
orang yang membeli kamera saku. Kalau telepon sudah bisa, buat apa beli kamera
saku lagi bukan?
Selain itu,
kini kamera mirrorless sedang booming. Perusahaan Panasonic dan
Olympus yang merintis jenis kamera ini pada 2009 sudah memutuskan berhenti
membuat DSLR (Digital Single Lense Reflex). Hal ini lalu diikuti merek-merek
lain, seperti Pentax, Sony, Samsung, dan Fuji. Bahkan saat ini dengan deretan
kamera mirrorless-nya yang cukup menggebrak pasar dengan ujung tombak XT-1.
Di sisi
lain, Sony agak “kebingungan” dengan standar lensa yang mereka anut. Di awal
membuat kamera serius dengna mengakuisisi Konica dan Minolta, sony punya
kedudukan lensa bayonet yang menganut sistem Minolta pada seri Alfa. Kemudian
saat mulai membaut kamera mirrorless
dengan nama Nex, Sony membuat sistem lensa baru saat mereka meluncurkan seri
mirrorless full frame yang kembali memakai nama seri Alfa.
Di satu
sisi, sistem lensa New Alfa dari Sony ini membuka harapan baru pada sistem mirrorless yang sangat canggih, di sisi
lain hal ini membuat bingung konsumen yang jelas berkeberatan membeli ankea
sistem lensa sekaligus.
Dalam kancah
kamera sangat ringan, upaya Samsung yang menggabungkan kamera saku dan telepon
genggam seperti Galaxy S4 Zoom mulai
menjadi gejala yang pasti sedang dilirik ankea perusahaan kamera/telepon lain.
Bagaimana Tren Kamera pada Tahun 2015
mendatang?
#Kini
hampir tiap orang senagn memotret sehingga Casio membaut sebuah kamera yang
bisa dipakai normal. Kamera ini bisa diputar sebagai kamera selfie dan bisa
dijadikan kamera denga control jarak jauh dengan memisahkan kedua bagian
utamanya, bahkan bisa diterbangkan
Mengamati
apa yang terjadi selama tahun 2014, ada hal penting yang bisa kita sepakati.
Saat ini kamera terbagi dua hal besar, yaitu utnuk skala industry (iklan dan aneka
keperluan khusus seperti pemetaan) dan untuk skala umum. Jurnalistik bisa
dikatakan masuk kategori umum karena dia tidak menuntut mutu terlalu tinggi,
sementara secara umum kamera apa pun sudah bermutu bagus.
Yang marak
pula adalah menerbangkan kamera karena kini kamera bisa sangat mungil dan
ringan. Selama 2014, kita lihat kamera ringan yang bisa dikontrol dari jauh
makin banyak beredar di pasaran, seperti GoPro, sony, Brica, bahkan HTC, dan
juga Casio. Dengan kemampuan dikendalikan dari jarak jauh, kamera-kamera ini
kemudian dipasang pada pesawat terbang ringan untuk bisa memotret aneka
keperluan. Konser rakyat 5 Juli 2014 di Gelora Bung Karno dan juga pelantikan
Jokowi sebagai presiden pada 20 Oktober lalu diwarnai banyaknya kamera yang
terbang di udara.
Kamera-kamera
terbang ini mutunya sangat jelas bukan papan atas karena selain sensornya
berukuran kecil, lensanya pun bukanlah lensa mutu tinggi yang bisa
dilepaspasangkan. Tetapi secara umum, kini kamera-kamera ini juga dipakai untuk aneka keperluan
serius, seperti iklan dan jgua film komersial karena juga sudah masuk kelas 4K.
Untuk tahun
2015 mendatang, kecenderungan fotografi adalah sebagai berikut.
1. Fotografi
selfie yang makin marak. Bagaimanapun
orang senang memotret dirinya sendiri karena memang ini hakiat kamera secara
umum. Pada awal abad ke-20, George Eastman, pendiri perusahaan Kodak, berpikir
bagaimana bsia membuat kamera yang berukuran kecil. Bagi Eastman, bisa memotret
dan bisa berpotret saat berpergian adala hhal yagn sangat menarik. Dan Eastman
menciptakan Kodan Brownie yang menjadi cikal bakal semua kamera yang ada
sekarang.
2. Kamera
makin murah dan semua orang ingin memiliki kamera. Maka, kamera yang akan
banyak terjual adalah kamera yang bisa memenuhi sebanyak mungkin kebutuhan manusia.
Orang jelas ingin bisa memotret kapan pun karena kameranya mungil dan ringan.
Orang juga kadang ingin mengendalikan kameranya secara remote.
3. Dunia
foto jurnalistik makin meninggalkan DSLR, sementar DSLR pun mulai digeser kelas
prosumer untuk merekam video. Saat
ini kamera kelas prosumer sudah ada
yang mampu merekam video 4K dengan sangat baik, seperti Lumix GH4. Dalam skala
agak lebih rendah, telepon cerdas seperti Sony Z3 pun bisa merekam video 4K.
4. Akan
muncul telepon cerdas dengan lensa yang bisa diatur diafragmanya. Selama ini,
kamera telepon hanya mengandalkan ISO dan rana elektronik untuk mengatur
pencahayaan. Kamera hybrid seperti
Samsung Galaxy S4 Zoom akan mengerucut menjadi makin tipis.
5. Video 4K
adalah hal umum pada kamera prosumer keatas mulai tahun 2015, disertai makin
cepatnya kartu memori yang ada dipasaran.
Kecenderungan
2015 sudah terlihat di Desember ini dengna munculnya kamera Casio FR-10 dan Exilim MR-1. Kamera
FR-10 sungguh memberontak terhadap definisi kamera yang selama ini kita tahu
baik dalam bentuk maupun dalam fungsi.
FR-10 bsia
diperlukan seperti gantungan kunci yang ditaruh di pinggang dengan penggantung
khususnya. Lensanya bisa diarahkan ke arah sesuka hati kita, bahkan unik lensa
bisa dipisahkan dari induknya untuk dikendalikan jarak jauh lewat saluran Bluetooth yang stabil.
Sedangakan
MR-1 adalah contoh konkret bahwa fotografi selfie
sudah dianggap serius di mata produser. Kamera ini memang dibuat khusus utnuk
memotret diri sendiri dengan nyaman dan akurat.
#Kecenderungan
orang untuk memotret dirinya
sendiri atau melakukan selfie dijawab produsen dengna kamera khusus selfie ini.
Baigan depan kamera ditutup dengan cermin cembung untuk membantu pemotret
membaut kompisisi yang akurat. Hasil pemotretaan yang memakai lensa setara 21
mm format 135 tidaklah cembung seperti preview-nya
Hak lain
yang konon akan terjadi tahun 2015 adalah munculnya kamera-kamera mirrorless
yang mengejutkan dari Canon dan Nikon (yang selama ini terkesan tidak serius di
mirrorless), kemudian munculnya aneka kamera ala GoPro dari merek-merek besar
lain, dan juga telepon cerdas yang memakai lensa berdiafragma.
Produsen
makin berlomba menghasilkan produk inovatif. Kita sebagai pemakai tentu tinggal
tersenyum senang dan menikmatinya bukan?