KLINIK FOTOGRAFI
Tips & Catatan |ARBAIN RAMBEY
DALAM dunia
foto jurnalistik, sering terlontar frase “foto yang berbicara”. Orang mudah
mengatakan frase ini, tetapi sesungguhnya pemahaman akan foto yang berbicara
bukanlah hal yang mudah karena sesungguhnya sebuah foto berbicara dengan bahasa
visual, alias informasinya masuk ke benak terutama lewat mata.
Definisi foto yang berbicara adalah
foto yang mudah dipahami, tetapi informasinya leibh dari biasa. Kalau sekadar
mudah dipahami, misalnya foto sebuah pena tergeletak di meja, itu tentu
bukanlah foto yang berbicara.
Sebagai contoh adalah foto seroagn
wanita sedang memasukkan suara ke dalam kotak suara dalam Pemilu 2009 lalu.
Foto ini berbicara karena orang
langusng tahu bahwa itu adalah foto pemilu dengna segal atrib utnya. Informasi
menjadi kuat karena sang pelaku adalah wanita berkebutuhan khusus. Foto ini
menjadi “sangat berbicara” karena pelakunya, suasananya, dan gesture pelakunya
(yaitu sedang memasukkan surat suara). Kalau pemotretan dilakukan saat pelaku
sedang diam tersenyum, “rasa” foto tentu menjadi hambar.
Misalkan yang memasukkan suara
adalah manusaia biasa, walau pemotretan juga dilakukan dilakukan saat dia
memasukkan surat suara ke kotak, foto itu tetap mudah dimengerti, tetapi
informasinya menjadi tidak istimewa. Akibatnya, fotonya dianggap tidak
“berbicara”.
Dalam kasus foto pemilu tadi, foto
menjadi makin kuat setelah orang membaca teksnya. Informasinya kemudian menjadi
lengkap karena nama orang, lokasi, dan kondisi lain tidak mungki nditampilkan
secara visual.
Demikian pula foto orang naik sepeda
motor di atas kardus. Anda tentu langsung paham bukan? Dan, setelah membaca
teksnya, anda makin tahun tentang foto tersebut.
Latar belakang pengetahuan
Untuk memahami sebuah foto,
dibutuhkan pemahaman dasar terlebih dahulu. Foto Pemilu di atas tentu tidak
akan dipahmi orang yang berlum pernah tahu apa itu pemilu. Foot orang naik
sepeda motor tentu tidak akan dipahami kalau foto itu dilihat penduduk
pedalaman yang sama sekali belum pernah melihat sepeda motor.
Perhatikan foto wanita berburka dan
tukang foto. Foto tesebut dibuat oleh fotografer yang merasa bahwa membuat
pasfoto tetapi tetap mengenakan burka adalah hal yang aneh. Foto itu tentu
tidak aneh bagi penduduk tempat foto itu dibuat bukan?
Foto hanya akan berbicara bagi orang
tertentu yang punya pemahaman cukup untuk foto tersebut. Dengan kata lain, foto
tidak mungkin berbicara bagi semua orang. Dalam kasus foto wanita berburka
tadi, foto tidak mungkin dipahami orang yang belrum pernah membuat pasfoto
bukan?
Seorang jurnalis foto sebaiknya
paham untuk level mana fotonya dibuat: untuk SMA ke atas, utnuk sarjana ke
atas, atau anak SD pun sebaiknya bisa paham.
Dan, kasus terakhir adalah foto
garis-garis putih di padang rumput. Silakan anda berpikir itu foto apa,
kemudian bacalah teksnya.
Anda tentu berpikir: wah foto itu
tidak berbicara sama sekali. Tetapi, ocba anda berpikir sebaliknya. Anda
diminta memotret petani yang protes dan membuang susunya. Foto seperti apa yang
akan anda ambil agar orang paham pada foto Anda?[*/Tukang-Jalan.com dari Sumber : Kompas, Selasa, 20 September
2016 ]
DESCRIPTION: untuk bisa memahami
tulisan ini, mohon jangan membaca teks foto-foto yang ada sebelum membaca
tulisannya.
KEYWORDS: bahasa visual,muatan
cerita,sebuah foto.
Excerpt : Definisi foto yang
berbicara adalah foto yang mudah dipahami, tetapi informasinya leibh dari
biasa. Kalau sekadar mudah dipahami, misalnya foto sebuah pena tergeletak di
meja, itu tentu bukanlah foto yang berbicara!.
#Petani membuang susu hasil peternakannya di Ciney, Belgia, rabu (19/9/2009). Total susu
yang dibuang 3 juta liter sebagai protes atas harga jual susu yang dipatok
pemerintahnya.
#Ester Yustita(22) tetap bersemangat menggunakan hak
pilihnya dalam pemilu legislative meskipun harus menggunakan kakinya untuk
mencontreng dan memasukkan surat suara di TPS 83 Kelurahan Pakis, Kecamatan
Sawahan, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (9/4/2009).
#Pembonceng nekat duduk di atas kardus yang
diikat ke sadel sepeda motor di Jalan Cipondoh, Tangerang, Selasa (29/12/2009)
#Fotografer menyiapkan kameranya untuk pemotretan pas foto di sebuah tempat di
Kabul, Afganisstan, Minggu (21/9/2003). Pemerintahan setempat mewajibkan wanita
memakai burka.