KLINIK FOTOGRAFI | Tips & Catatan |ARBAIN RAMBEY
DALAM bahasa
Inggris, definisi biodiversity adalah
the variety of life in the world or in a
particular habitat or ecosystem. Kalau diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia, makna itu kira-kira adalah keanekaragaman kehidupan di dunia atau di
sebuah ekosistem. Selama ini, biodiversity
diterjemahkan sebagai keanekaragaman hayati.
Bagaimana menerjemahkan
keanekaragaman hayati itu dalam fotografi?
Antara terasa dan “tampak”
SEAMEO Biotrop Indonesia (Southeast
Asian Ministers of Education Organization, Bagian Biologi Tropis) yang berpusat
di Bogor, Jabar, sudah empat kali mengadakan lomba foto dengan tema yang cukup
sulit ini. Lomba foto yang lingkunpnya ASEAN ini pada 2016 diikuti pencinta
foto dari tujuh negara di Asia Tenggara, yakni Indonesia, Malaysia, Filipina,
Myanmar, Vietnam, Thailand, dan Brunei, dengan total 863 foto yang disampaikan
secara online melalui website lomba foto ini. Sebagai catatan, SEAMEO didirikan
sebagai kerjasama antarnegara ASEAN pada tahun 1965.
Walaupun foto-foto pemenangnya
secara fotografi bermutu tinggi, cukup menarik mengkaji bagaimana para peserta
menerjemahkan tema ini. Sesuhngguhnya keanekaragaman hayati itu sering tampak
dan terasda di hadapan kita, tetapi hal itu tentu tidak begitu saja bisa
direkam dalam selembar foto.
Akhirnya, banyak peserta yang
memainkan judul untuk menarik sebuah foto ke dalam tema seperti pada foto
pemenang pertama kategori umum berjudul “This is what we inherited?” karya
fotografer Abd Aziz Mohd Yaras dari Malaysia. Dengan penampakan dasar laut yang
hanay bebatuan, Mohd Yaras memainkan judul fotonya soal warisan kepada anak
cucu. Intinya, tidak ada keanekaragaman hayati lagi di masa depan kalau kita
tidak merawat alam.
Sementara pemenang kedua kategori
umum yaitu “Between fishermen and birds,” karya Ari Hidayat dari Indonesia,
sesungguhnya juga memanikan judul yang membuat pembaca berasumsi bahwa di dalam
foto itu setidaknya ada dua “macam” makhluk, yaitu burung dan manusia.
Di Indonesia, lomba foto dengan tema
sulit seperti ini masih jarang diadakan. Dalam lomba yagn diadakan SEAMEO
Biotrop ini pun, keagresifan peserta dari negara tetangga lebih terasa. Kalau
saja lembaga-lembaga keilmuan lain di Indonesia juga akan membuat lomba-lomba
foto dengan tema keilmuan, rasanya dunia fotografi Indonesia akan makin
bermutu, tidak berkuta di tema-tema ringan seperti selama ini terjadi.
[*/CCblogspot.com dari Sumber : Kompas, Selasa, 22 November 2016
]
DESCRIPTION:
Fotografi memang selalu membuka peluang visual. Kemampuan seorang fotografer
untuk “mengolah” apa yang dilihatnya sebelum memotret akan sangat memengaruhi
hasil pemotretannya
KEYWORDS: foto
jurnalistik,memahami foto, foto yang menarik,efek fotografi.
Excerpt : Fotografi
buat saya bukan melulu mengenai merekam gambar yang mengharuskan tercapainya
focus agar mendapatkan gambar yang tajam. Fotografi adalah sebuah perjalanan
yang tak akan selesai, jika kaidahnya hanya diukur dari pencapaian teknis, maka
berarti kita telah mematikan jalan panjang fotografi.
TAGS :
# Juara I Kategori
Umum, Judul: “This is what we inherited?”, Fotografer: Abd Aziz Mohd Yaras
(Malaysia)
#Juara 2 Kategori Umum, Judul: “Between fishermen and birds”,
Fotografer: Ari Hidayat (Indonesia).
#Pemenang pertama kategori pelajar, Judul: “Field”, Fotografer: Muhamad
Rahvi Hazwandy (Indonesia).
#Juara 3 Kategori Umum, Judul: “Drinking water “, Fotografer: Kyaw Kyaw
Winn (Myannmar).