SAAT perusahaan
Olympus mengeluarkan kamera EM1 Mark 2 tipe mirrorless
(tanpa cermin) pada awal November lalu, banyak orang bertanya-tanya untuk apa
kemampuan rekam dengan kecepatan bingkai yang begitu tinggi. Seperti
diberitakan, kamera itu mampu merekam dengan kecepatan bingkai sampai 60
bingkai per detik alias 60 FPS (frames
per seconds).
Saat ini, kamera DSLR (digital
single lens reflex) hanya mampu merekam gambar sampai 14 FPS. Adanya cermin
yang berayun pada DSLR menyulitkan kamera tipe ini untuk bisa merekam dengan
FPS lebih tinggi lagi. Sementara itu, rata-rata kamera mirrorless sudah bisa
merekam foto dengan kecepatan sampai sekitar 2-fps. Tetapi, sampai 60 fps, sungguh
orang lalu bertanya: untuk apa?
Merekam proses
Sesungguhnya, kebutuhan akan merekam
dengan fps sangat tinggi sudah dibutuhkan orang sejak dahulu. Kebutuhan ini
umumnya menyangkut proses penelitian akan sesuatu yang bergerak. Dalam bidang
olahraga, analisis dengan proses stroboskopik, yaitu pemotretran dengan
pencahayaan khusus, sering dilakukan untuk mengamati kesalahan-kesalahan gerak
atlet.
Di halaman ini terpasang sebuah foto
stroboskopik tentang gerakan seorang pemain golf dalam memukul bolanya. Foto
jenis inilah yang disebut foto stroboskopik yang merekam aneka gerakan dalam
atu bingkai melalui pencahayaan yang berkali-kali dalam waktu singkat.
Sesungguhnya, kemampuan rekam
Olympus EM1 Mark 2 itu sangat berguna untuk mengamati gerak seperti yang saya
coba saat memotret kejuaraan berkuda ekuisterian cinta Indonesia Terbuka di
kompleks berkuda Adria Pratama Mulya, Cikupa, Banten, akhir pekan lalu.
Gerakan kuda melompat dari mulai
meninggalkan tanah sampai menjejak tanah lagi terekam dalam 80 bingkai foto.
Dari rangkaian foto-foto itu terlihat bagian kaki kuda mana yang menyentuh
palang lompatnya.
Dulu orang memakai video untuk
merekam gerak, tetapi video yang dibekukan umumnya merupaka nfoto yang tidak
bermutu tinggi. Dalam kasus pemotretan fps tinggi ini, tiap bingkai fotonya
merupakan foto resolusi tinggi alias berukuran 5.184 x 3.888 piksel alias
sekitar 20 megapiksel.
Keunggulan pemotretan dengan fps
tinggi seperti ini adalah tiap gerakannya ada dalam bingkai tersendiri, tidak
menumpuk seperti pada foto stroboskopik. Selain itu, pemotretan fps tinggi juga
tidak memerlukan pencahayaan khusus, bahkan bisa berlangsung di tempat terbuka
dan terang.
[*/CCblogspot.com dari Sumber : Kompas, Selasa, 15 November 2016
]
DESCRIPTION:
Fotografi memang selalu membuka peluang visual. Kemampuan seorang fotografer
untuk “mengolah” apa yang dilihatnya sebelum memotret akan sangat memengaruhi
hasil pemotretannya
KEYWORDS: FPS,frame
per second.
Excerpt : Fotografi
buat saya bukan melulu mengenai merekam gambar yang mengharuskan tercapainya
focus agar mendapatkan gambar yang tajam. Fotografi adalah sebuah perjalanan
yang tak akan selesai, jika kaidahnya hanya diukur dari pencapaian teknis, maka
berarti kita telah mematikan jalan panjang fotografi.
TAGS : Olympus
EM1 Mark 2,foto stroboskopik,
# Sebanyak 80 foto
berurutan sejak kuda mulai melompat sampai mendarat lagi di tanah, termasuk
jatuhnya palang halangan, terekam dalam foto-foto yang masing-masing 20 MP.
#Foto terakhir dari rangkaian pemotretan kuda melompat berukuran 20 Mp.