CanonCamera
Camera Canon , situs pemberi info dan tips serta "guidance" seputar Camera Canon , Camera Canon Selalu menyenangkan!
Minggu, 02 Februari 2020
Rabu, 01 Januari 2020
Kamis, 12 Desember 2019
Senin, 11 November 2019
Memahami Pengeditan Foto dalam Jurnalistik
DALAM dunia jurnalistik beredar “peraturan”
yang mengatakan bahwa mengedit seubah foto batasannya adalah teknik kamar
gelap. Maksudnya, mengedit foto di era digital dalam dunia jurnalistik hanya
boleh dilakukan ,kalau zaman dahulu juga bisa dilakukan, di kamar gelap (proses
cuci cetak foto).
Maka, kalau dijabarkan, mengedit
foto digital yagn diizinkan dalam dunia jurnalistik adalah krop (memotong), membuat lebih gelap total, membuat gelap sebagian(burning), membuat lebih terang total,
membaut terang sebagian (dodging),
menaikkan kontras, dan memutar foto. Dalam hal tertentu, memperbaiki warna yagn
salah (akibat salah white balance,
atau salah memilih film) bisa dilakukan.
Banyak fotografer jurnalistik
(terutama yang baru bersentuhan dengan digital) sangat takut bahwa edita
nfotonya berlebihan dan melanggar asas jurnalisme (karena dia tidak bisa
mengedit fotonya sendiri). Padahal, sesungguhnya, dalam dunia jurnalistik tida
ada pihak yang bisa melarang siapapun karena kalau ketahuan melanggar soal
mengedit ini pun hukumannya jug tidak ada aturannya.
Satu hal yang harus dipahami saat
ini adalah sesungguhnya pembohongan lewat foto 99,9 persen justru bukan dari
mengedit, melainkan dari memainkan teksnya. Hal itu misalnya foto dari Malaysia
dikatakan dari Indonesia. Foto buatan tahun 2003 disebut dibuat kemarin dan
sebagainya.
Hal lain yang harus dipahami adalah
kini sangat sulit berbohong dengan fotografi. Makin banyak orang ikut memotret
selain wartawan, juga makin banyak perangkat untuk menguji sebuah foto ata
ukemiripan sebuah foto dengan foto lain (misalnya Google Image dan Tineye).
Dan yang paling penting diketahui
adalah harga diri seorang wartawan/Koran ada pada kebenaran informasi yang
dibawakan. Satu kali ketahuan berbohong, sang wartawan/Koran sulit dipercaya
lagi. Ini menyangkut uang iklan yang akan masuk padanya.
Media besar akan berpikir jutaan
kali untuk berbohong karena itu menyangkut uang iklan yang emmang pemasukan
utamanya. Namun, tidak bisa dimungkiri, kini ada media yang memang mendapatkan
uang dari pembelokan fakta.
Hasil akhir setelah proses dengan fungsi skew. Tidak ada data yang berubha dibandingkan realitas aslinya
Fungsi “skew”
Baiklah, mari kita kembali ke soal
mengedit foto. Berikut ini adalah proses saya mengedit foto lama (masih memakai
film) yang miring akibat ketidaktelitian saat memotret. Kemiringan foto saya
tidak mungkin diedit dengan aturan konvensional. Kalau diputar, bagaian lain
lagi akan miring. Maka, saya memakai fungsi skew
lewat perangkat lunak, yaitu cara yang diera kamar gelap juga bisa
dilakukan tetapi sulit dan membuat beberapa bagian foto jadi tidak tajam.
Mengapa menurut saya cara ini sah? Saya
berani melakukan in idan membuka olahan yang saya lakukan karena hasilnya
sesuai dengan realita bangunan aslinya.
Salah satu pegangan jurnalistik
adalah apakah masih sesuai dengan aslinya. [Sumber : Kompas, Selasa, 17 Januari 2017|Oleh;
Arbain Rambey dalam Tips&Catatan]
Kamis, 10 Oktober 2019
Foto Jurnalistik Makin “Tanpa Beban”
Tips &
Catatan |Arbain Rambey
Sekitar 21 tahun lalu, saat saya
baru bergabung menjadi fotografer harian Kompas, fotografer senior Kartono
Riyadi (alamarhum) mengajari saya untuk bisa mengirim foto dari luar kota atau
luar negeri. Waktu itu, alat yang dipakai biasa disebut sebagai S-16, berukuran
sebesar mesin tik umum dan beratnya sekitar 10 kg, bisa mengirimkan foto lewat
jalur sambungan telepon. Cara kerjanya mirip alat facsimile, tetapi punya
resolusi gambar jauh lebih halus dan bisa berwarna pula.
Waktu itu, kalau harus mengirim foto
ke kantor pusat dari liputan di luar kota atau luar negeri, seorang fotografer
harian Kompas memang harus membawa S-16 itu, ditambah perangkat alat cuci cetak
foto, termasuk sebuah enlarger yang
bentuknya seperti pada foto dihalaman ini. Bisa dibayangkan, beban seorang
jurnalis foto untuk liputan yang penting sangatlah besar. Ditambah kamera-kamera analog, bawaan total seorang jurnalis foto
kadang sampai sekitar 50 kg.
Memasuki tahun 1990-an, ada alat
baru yang disebut leafax. Dengan alat
ini, seorang fotografer tak perlu membawa alat cetak lagi sebab pengiriman foto
bisa dilakukan langsung dari sebuah film negative. Namun, alat mencuci film
tetap harus dibawa untuk menghadapi kemungkinan tak sempat mencucikan di
laboratorium foto mana pun.
Saat ini
Namun, 21 tahun kemudian ,tepatnya
akhir Oktober 2011 lalu, saya bisa mengirimkan foto dari pedalaman Pulau sumba
hanya dengan sebuah alat seberat beberapa gram. Computer tablet Android ukuran
7 inci yang saya bawa, lewat jalur seluler dan surat elektronik, memerlukan
waktu beberapa menit saja untuk mengirimkan foto beberapa anak nelayan seperti
yang ada di halaman ini.
Saat di Pulau Sumba itu pun, kamera
yang saya pakai juga jauh leibh ringan daripada “kakaknya” 21 tahun yang lalu.
Kalau dulu selain kameranya berat, saya juga harus membawa beberapa kamera
untuk kemungkinan-kemungkinan ini: kamera berisi film BW, kamera berisi film
berwarna ISO tinggi, dan kamera berisi film-film beerwarna ISO rendah. Kini,
dengan sebuah kamera digital, memilih ISO tinggi, memilih hitam putih, atau
memilih ISO rendah semata Cuma menekan tombol.
Kamera digital yang tidak tergantung
ukuran film juga memungkinkan ukuran mini sebab cermin pun sudah bisa
dihilangkan. Berat kamera electronic
viewfinder interchangeable lens (EVIL) yang saya pakai dengan tiga lensa,
pun tak sampai 2 kg.
Untuk mengirimkan foto, saya tinggal
melepas kartu memori mini SD-nya, lalu menancapkan kartu memori itu pada computer
tablet tersebut. Dalam beberapa tahun mendatang, tidaklah mustahil sebuah
kamera malah bisa langsung mengirimkan foto.
Kerja menjadi jurnalis foto kini
tidaklah identic dengan beban berlebihan lagi. Dengan peralatan yang makin
ringan dari tahun, seorang jurnalis foto bisa bekerja “tanpa beban” lagi.
Senin, 09 September 2019
Rabu, 28 Agustus 2019
Langganan:
Postingan (Atom)