AVONTUR |FOTO
PEKAN INI
#Muhlis Eso dan barang peninggaln Perang Dunia II di gubuk museum
niliknya di Kecamatan Morotai Selatan, Kepulauan Morotai, Maluku utara, Senin
(18/7)
#Rumah gubuk dan gubuk museum Muhlis Eso
#Proyektil dan serpihan bom serta benda peninggalan tentara Amerika
Serikat
#Botol bekas minuman lemon dan soda
tentara Amerika Serikat
# Muhlis Eso menyusuri tempat persembunyian prajurit Jepang, Teruo
Nakamura, di Air Terjun Nakamura di Desa Dehegila, Morotai, Maluku Utara,
Minggu (17/7). Tempat ini dinamakan Air Terjun Nakamura sesuai nama prajurit
Jepang yang besembunyi dari tentara Amerika Serikat pada masa Perang Dunia II.
Cameracanon.blogspot.com – CERITA
Dunia Ke Dua yang dituturkan sang
kakek membekas dalam ingatan Muhli Eso. Muhlis yagn kala itu masi hberusia
sepuluh tahun tergerak utnuk mencari jejak peperangan tentara Ameriak Serikata
dan Jepang di bumi Moro. Kini, 26 tahun sudah Muhlis mengelilingi Pulau
Morotai, masuk dan kelaura hutan mencari barang peninggalan perang untuk
membuktikan cerita sang kakek.
Satu persatu barang yagn dia temukan
dikumpulna dalam museum yang dia bangun di samping rumah gubuknya. Benda-benda
bersejrah bernilai tinggi itu semetinya bisa membuatnya kaya. Tapi, Muhlis
memilih hidup penuh keterbatasan demi menyelamatakan sejarah penging dunia di
Morotai. Semangatnya berapi-api ketika bertutur tentang Morotai dalam peta
Perang Dunia II. Hampir semua jenis senapan ia hafal, lengka pdengn tahun
pembuatan dan penggunanya.
Untuk mencari barang peninggalan
perang yagn tertimbun tanah. Muhlis hanay menggunakan besi lot yang ia
tusuk-tusukkan ke dalam tanah. Dari setiap benturan dan bekas goresan di besi,
ia segera tahu benda yang terkubur di dalamnya.
Raut murung tergores di wajah Muhlis
tatkala ia menceritakan benda-benda peninggalan perang di Pulau Morotai
tiba-tiba diambil dan dihancurkan untuk dilebur. Pesawat tempur, tank ampifi,
dan mobil perang yagn masi hbisa ia lihat saat kecil kini hanya tersisa dua
unit amfibi.
Aksi Muhlis ialah upaya kecil
membuka Morotai sebagai gerbang pasifik. Posisi Morotai yang strategis dalam
Perang Dunia II menjadikannya sebagai bagian dari strategi lompat katak
panglima perang Jenderal Douglas MacArthur untuk merebut kembali Filipina dari
Jepang. [Kompas, Minggu 31 juli 2016
|Teks dan Foto Lucky Pransiska ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar