KLINIK FOTOGRAFI
Tips & Catatan |ARBAIN RAMBEY
WAJAH mengalami
evolusi berkali-kali, dari benda berbentuk kotak besar sampai menjadi seukuran
korek api dalam wujud kamera aksi (action cam). Semua bentuk dan ukuran kamera
punya fugsi masing-masing, tetapi kalau kita berbicara tentang kamera yang
harus dibawa dan dipegang saat dipakai,
mau tidak mau kita harus berbicara tentang ergonomikanya.
Ergonomika adalah ilmu atentang
pemahaman akan interaksi manusia dengna benda yang dipakainya, menyangkut
kenyamanan dan kemudahan pemakaiannya.
Dalam hal kamera, bentuk yag
akhirnya mengerucut pada kamera yang dibawa-bawa adalah sebuah kotak dengan
tombol di kanan dan sebuah tonjolan di atasya untuk mengintip. Adanya tombol di
kanan ini yang selalu menjadi bahan pertanyaan: apakah tidak ada kamera denga
tombol di kiri untuk orang kidal?
Mobil mengenal kemudi kiri dan
kanan, sementara banyak benda memikirkan pula untuk dipakai khuus orag kidal.
Namun, ergonomika kamera “memutuska” untuk hanya membaut kamera utnuk dipakai
tangan kanan. Mobil kemudi kiri tentu menylitkan bahkan membahayakan kalau
dipakai di negara yang lalu lintasya di
lajur kanan, tetapi orang kidal dan tidak kidal tentu sama-sama tidak akan
terlalu mengalami kesulitan untuk memakai kamera dengan tombol kanan saja.
Kalalu kamera harus dibuat dengna dua macam pemikiran tombol (tombol kiri dan
kanan), harga kamera tentu jadi lebih mahal lagi.
Evolusi kamera besar terjadi saat
system berpidah dari system analog menjadi digital. Pada awalnya kamera tidak
berubah ukuran dan bentuk, semata hanay mengubah system saja. Lensa-lensa dari
sitem lama tetap dipakai di system digital. Kamera dari SLR (single lense
reflex) hanya berpindah menjadi DSLR dengna menambahkan huruf D (digital) saja.
Di zaman film, kamera tidak bisa
mengecil lagi karena ukuran film sudah standar. Namun, di zaman digital
akhirnya disadari bahwa cermin reflex pada kamera SLR bisa dibuang. Dan,
pembuangan cermin reflex yang menghasilkan kamera nircermin (mirorless) ini akhirnya
juga merevolusi ukuran kamera, seperti yang dilakukan Olympus dan Lumix pada
tahun 2009. Satu per satu produsen kamera membuat kamera mirrorless yang
mungil, seperti Nikon dan Pentax (yang ekstrem mungil).
Dalam evolusi ukura ini, muncul
eveolusi lagi, yaiut kmaera foto mulai mampu merekam video sekaligus. Namun, di
sinilah masalah ergonomika besar mucul. Merekam gambar diam (foto) tentu
membutuhkan ergonomika berbeda dengna merekam gambar bergerak (video). Bentuk
maera mulai diutak-atik lagi oleh para produser.
Perusahaan Canon dan Sony, misalnya,
jelas memisahkan bentuk kamera foto yang bisa membuat video tetap berbentuk
kamera foto, dan kamera video yang bisa memfoto dengn bentuk untuk disandang
atau digenggam (bentuk lebih memanjang).
Evolusi ukuran juga melahirkan
kamera aksi yang bisa sangat mungil yang tentu sangat tidak nyaman untuk
dipakai apa adanya.
Saat ini evolusi bentuk dan ukuran
kamera mulai menemukan titik endap. Kamera mulai mengerucut menjadi mirrorless
yang bisa membuat video, dan ukurannya mulai agak membesar. Ukuran kamera
mirrorless lam terbukti terlalu mungil sehingga tidak nyaman untuk dipakai.
Saat ini kamera yang umum adalah kamera mirrorless dengan ukuran antara DSLR
dan mirrorless awal, seeprti pada Olympus seri EM1, pada Fuji generasi baru,
dan juga pada Sony tipe A7 beserta turunannya.
Untuk dipakai memvideo, kamera
mirrorless ini akna disertai peralatan bantu yang juga sudah mulai mudah
didapatkan di mana-mana. Sedangkan kamera aksi juga mulai mendapat alat bantu
untuk dipakai seperti memegang pistol.
Ergonomika kamera mungkin belum akan
berhenti pada bentuk yang ada sekarang. Kemajuan teknologi selalu terjadi, dan
itu selalu menambahkan kemampuan baru pada sebuah benda. Di masa depan, mungkin
kamera juga bisa dipakai untuk mmindai tubuh bagi tes kesehatan. Dan, dengan
kemampuan demikian, bentk kamera mungkin berubha juga walau sedikit. [*/CCblogspot.com
dari Sumber : Kompas, Selasa, 25 Oktober
2016 ]
DESCRIPTION: untuk bisa memahami
tulisan ini, mohon jangan membaca teks foto-foto yang ada sebelum membaca
tulisannya.
KEYWORDS: ergonomika kamera,mirrorless
camera.
Excerpt : Definisi foto yang
berbicara adalah foto yang mudah dipahami, tetapi informasinya lebih dari
biasa. Kalau sekadar mudah dipahami, misalnya foto sebuah balpen tergeletak di
meja, itu tentu bukanlah foto yang berbicara!.
TAGS : mirrorless kamera,Olympus EM1,Sony A7,fuji.
#Bentuk awal kamera Digital Single Lens
Reflex (DSLR) yang merupaka nadapatsi persis dari kamera film generasi
sebelumnya
#Kamera aksi (action cam) yang terlalu mungil akhirnya diberi pegangan yang membuat
pemakainya seakan memakai pistol
#Sampai menjelang tahun 2010, kamera digital belum bisa untuk merekam video
sehingga harus memakai kamera khusus video utnuk merekam gambar bergerak.
#Kamera rusia yang dirancang untuk dipakai sperti senapan. Ada
orang-orang tertentu yang terbiasa dengan cara membidik demikan misalnya
tentara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar