Klinik Fotografi
DALAM dunia
foto jurnalistik dikenal adanya esai foto, termasuk untuk memprofilkan
seseorang. Ardianto, seorang praktisi multimedia, suatu hari melihat perjuangan
seorang pria yang kehilangan kedua kaki dan satu tangan dalam menghidupi
keluarganya.
Pria itu, yaitu Agus Murtado ,
dilihat Ardianto setiap hari di Stasiun Kebayoran Lama, Jakarta. Ardianto lalu
mengikuti Agus, memotretnya dalam beberapa kali pertemuan, sehingga terciptalah sebuah esai foto tentang
kehidupan Agus Murtado ini.
Esai asli terdiri atas belasan foto
dan menjadi juara pertama kategori umum dalam lomba foto bertema “Budi Luhur”
yang diadakan Univesitas Budi Luhur bulan lalu. Di halaman ini termuat beberapa
foto inti yang barangkali bisa menjelaskan kehidupan Agus Murtado.
Berikut pengantar esai foto yang
dibuat Ardianto.
Kecelakaan yang dia alami sekitar 20
tahun lalu telah merenggut tangan dan kedua kakinya. Peristiwa tersebut semapt
membuatnya trauma dan putus asa. Namun, dukungan dan semangat dari keluargalah
yang mampu membuatnya bangkit kembali.
Dia adalah Agus Murtado, Pria
berusia 39 tahun ini adalah seorang difabel. Namun, dia justru menolak
dikasihani. Ayah dua anak tersebut bekerja dengan membuka jasaservis elektronik
di Jalan Giban, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, tak jauh dari Stasiun
Kebayoran Lama.
Pahit manis telah ia rasakan sejak
ia membuka usaha servis pada 2006, yaitu banyak orang yang merendahkan walau
tidak sedikit juga yang salut dan mengapresiasi usahanya. Pernah suatu kali
ketika ia hendak berangkat kerja ada seorang ibu yang memberinya sejumlah uang,
namun Agus menolak dengan halus. Ia menjelaskan bahwa ia sedang berangkat
kerja, bukan mengemis.
Tidak bisa dimungkiri, dalam
beberapa kesempatan, Agus masih menyesali keadaan dirinya. Anmun, semua itu
luruh ketika ia melihat istri, anak-anak, dan keluarganya menintai serta
mendukungnya dengan tulus tanpa memandang kekurangannya. Seminggu sekali Agus
pulang ke rumahnya di Tigaraksa, Tangerang Banten, untuk bertemu dan melepas
rindu kepada istri dan kedua putrinya.
[Sumber : Kompas, Selasa, 19 Juli
2016 | Tips & Catatan |Arbain Rambey]
#Dengan kedua kaki palsu, Agus
Murtado tetap hidup normal dan berbagai perjalanannya.
#Kedua kaki Agus Murtado adalah kaki
palsu
#Melayani Pelanggan
#Dengan ruang kerja sempit dan
segala keterbatasan fisik, Agus Murtado bekerja keras mencari nafkah.
#Hanya dengan tangan kanan yang
berfungsi normal, Agus Murtado memanfaatkan mulut sebagai pengganti tangan
kirinya.
DESCRIPTION: DALAM dunia foto jurnalistik dikenal adanya esai foto, termasuk
untuk memprofilkan seseorang.
KEYWORDS: jurnalistik,dunia foto,esai
foto.
TAGS : Agus Murtado.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar