#foto kiri tanpa filter CPL, kanan
memakai filter CPL
SELAMA
persiapan pemotretan gerhana matahari total yang melalui beberapa wilayah
Indonesia pada 9 Maret silam, ada filter fotografi yang sedang marak
dibicarakan, yaitu filter ND (neutral density). Apa sebenarnya filter ND ini?
Pada era fotografi digital ini
banyakfilter optic (filter yang menambahkan sesuatu pada lensa) yang sudah
hilang karena bisa digantikan perangkat lunak, seperti filter
kuning/merah/oranye, filter soft focus,
filter gerak, dan filter split focus.
Namun, masih ada beberapa filter optic yang sampai kapanpun rasanya tidak
mungkin tergantikan perangkat lunak, yaiut filter UV, filter polarisier, filter
ND, dan filter infrared (IR).
#Dengan memakai filter infrared
(IR), cahaya yang masuk ke kamera hanyalah cahaya inframerah yang tidak
terlihat mata. Foto yang dihasilkan serasa bukan di bumi akibat pencahayaan
“lain” ini.
Filter UV yang menghalangi sinar
ultraviolet (ungu) agar tidak masuk ke kamera mungkin bisa diabaikan sebab kini
hampir semua lensa sudah menyaringnya alias filter Uv sudah otomatis ada di
lensa-lensa porduk terbaru. Namun, tiga filter lain tidak akan dipasang
permanen pada lensa sebab efek sampingnya sering tidak diinginkan.
Filter polarisier (polarizing
filter) adalah filter yang secara mudah diartikan utnuk “memilih” hanya arah
cahaya tertentu yang masuk ke kamera. Di pasaran, filter ini populer dengan
nama filter CPL (circular polarizing filter). Sekadar catatan, ada filter
polarisier lain, yaitu LPL (linear polarizing filter), tetapi kini sangat
langka dan mahal. Beda teknis CPL dan LPL tidak terlalu signifikan untuk
dibahas dalam tulisan ini.
#Dengan memakai filter ND400,
kecepatan rana bisa lambat sekali walau cahaya melimpah. Foto ini memakai ISO
100, speed 5 detik, dan diafragma 22.
Dengan filter CPL, Anda bisa
menyaring cahaya tertentu yang tidak diinginkan, seperti pada contoh foto dalam
tulisan ini. Memotret ikan di kolam jelas perlu memakai CPL agar riak-riak
airnya tidak ikut terpotret. Efek samping filter CPL adalah berkurangnya cahaya
secara signifikan, bisa sampai empat stop. Maka, filter CPL sebaiknya dicopot
saat tidak diperlukan.
Sementara filter ND dibuat untuk
menurunkan “kecerahan” cahaya yang ada. Dalam contoh foto di tulisan ini ada
foto air terjun yang dibuat dengan kecepatan rana lambat. ND punya banyak
tingkat, tergantung seberapa “gelap” yang dibutuhkan. Memotret gerhana matahari
total jelas butuh filter ND sebab cahaya matahari saat terbuka sungguh harus
diredam agar bisa dipotret dengan layak.
Filter ketiga yang juga tak bisa
digantikan perangkat lunak adalah filter IR yang menghasilkan foto serasa dunia
mimpi, seperti foto Candi Borobudur (dipotret dari Hotel Amanjiwo) yang
menyertai tulisan ini.[Sumber : Kompas, Selasa 8 Maret 2016 | Tips &
Catatan |Arbain Rambey]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar