SIAPA berani
membantah bahwa saat ini kalau membicarakan fotografi adalah membicarakan
buatan Jepang? Kameran non-Jepang yang masih banyak terdapat di pasaran tinggal
Leica (yang harganya sangat tinggi untuk kelasa yang sama dengan sebuah kamera
Jepang) dan Kodak.
Namun Leica pun seperti tipe M9,
memakai bagian dalam Kodak, yaitu sensor Kodak KAF-18500 CCD, sementara perusahaan
Kodak belum lama berselang telah menyatakan diri bangkrut. Akan halnya PhaseOne
(Denmark), itu adalah kamera untuk kelas sangat khusus dan jelas bukan kamera
yang akan terlihat di jalan-jalan atau di rumah-rumah penduduk.
Fotografi saat ini adalah digital
dan teknologi ini dipegang habis-habisan
oleh Jepang. Sadarkan Anda bahwa Cina pun tak bisa membuat barang-barang
“KW” untuk jenis kamera DSLR? Bahkan, Jerman yang dulu begitu tangguh dalam
perfotografian kini sulit mengejar Jepang karena, bagaimanapun, membuat kamera
digital tidak cukup hanya memiliki teknologi lensa yang canggih seperti yang
selama ini menjadi kekuatan Jerman.
Canon versus Nikon
Membicarakan kamera Jepang, tentu dua
yang menonjol adalah Canon dan Nikon. Sampai saat ini pun saya selalu mendapat
pertanyaan: bagus mana Nikon atau Canon?
Jawaban saya selalu sama: kalau
memang ada yang lebih bagus, masak, sih, sampai sekarang belum ketahun juga? Namun,
kalau membicarakan jumlah penjualan, canon melalui salah satu petingginya. Masaya
Maeda, pada awal bulan ini mengatakan bahwa mereka menguasai 45 persen padar
DSLR dunia. Beelum sampai setengah. Akan tetapi, mengingat masih beigtu banyak
merek lain (Nikon, Olympus, sony, Casio, Pentax, Samsung, BenQ dan lainnya),
boleh dikatakan Canon saat ini menguasai pasar dunia.
Karena data dari Canon itu tak ada
yang membantah, juga dengan realitas yang ada, yaitu hamper di semua acara
besar-mulai dari olimpiade hingga perang di Timur Tengah-lensa putih (khas
Canon) tampak di mana-mana, Canon memang paling banyak digunakan saat ini. Namun,
mengatikan jumlah penjualan dengan mutu memang tak selalu benar, seperti juga
Toyota kijang yagn penjualannya sangat tinggi, tetapi tak begitu saja bisa
disebut yang terbaik. Buktinya, anggot DPR tentu tak mau mobil dinasnya Kijang
bukan?
Dari ajang pameran fotografi CP+ di
Yokohama, Jepang, awal bulan ini, memang terlihat bahwa Canon sangat “Kuat”
Stand pamerannya terbesar, disusul Canon yang membuka stand persis di
sebelahnya. Di akhon meraih medali mas, disusul Nikon yang meraih medali perak.
Siapa yang meraih perunggu? Olimpus!
Baiklah semua yakin bahwa dua besar
dunia memang masih Canon dan Nikon. Membicarakan siapa nomor tiga sungguh
sulit. Sampai beberapa tahun lalu, penjualan kamera saku tertinggi masih
dipegang Sony. Pada pameran CP+ lalu, Olympus menyita perhatian karena
menghadirkan kamera OMD atau OM Digital.
Pada tahun 2009, Olympus menelurkan
kamera jenis baru yang disebut mirrorless. Pelan, tapi pasti, kamera jenis ini
menarik minat para fotografer dan produser. Penjualan kamera mirorrless di
seluruh duni sangat tinggi, termasuk di Jepang. Satu persatu perusahaan kamera
Jepang memproduksi jenis ini dan hanya Canon yang belum melakukannya.
Dalam pameran CP+ lalu harus diakui
bahwa primadona pameran memang EOS 1SX (Canon), Dr serta D800 (Nikon), dan OMD
(Olympus). Kamera OMD memagn menarik perhatian karena bentuknya sangat “retro”,
mengangkat kembali pamor kamera jenis OM yang Berjaya di era film. Kalau Anda
penggemar film-film James Bond, salah satu kamera yang peranh dipakai agen
rahasia Inggris itu adalah Olympus OM.
Sampai lima tahun mendatang, saya
berani memastikan bahwa Jepang (terutama Canon) masih merajai perkameraan
digital. Bagi Anda, mungkin pertanyaanya nanti sudah bukan Cuma: Canon atau
Nikon? Mungkin banyak lagi pilihan.[Sumber: Kompas, Selasa, 28 Feberuari 2012\Oleh Arbain Rambey]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar