SATWA liar tidak bisa diatur untuk difoto. Ini
adalah hal yang harus dimengerti orang yang berniat utnuk memotret satwa di
alamnya, atau orang yang sekadar ingin menikmati sebuah foto satwa.
Dengan demikian, sebuah foto satwa
menjadi menari kalau imajinasi orang yang melihat foto itu terbangun, entah
berdasar pengalaman pribadi tentang sebuah hal, entah karena angannya
terasosiasi dengan sebuah kalimat.
Roto pemenang kedua Kategori Pelajar
pada Lombo Foto Satwa International 2016 yang digagas Taman Safari Indonesia
adalah contohnya. Siapapun yang melihat foto karya Muhamad Bilal Wibisonoa
tersebut akan tertawa, setidaknya tersenyum meliaht adegan “saling pandang” kdua
satwa. Apalagi setelah mengetahui bahwa judul foto itua adalah “Fish to Face”
yang mengingatkan kita pada ujaran “Face to face” bukan?
Demikian pula saat kita melihat foto
pemenang pertama Kategori Pelajar karya Mufthi Noorcha Barzanzi. Penamppilan
seekor anak orangutan (Pongo abelii) yang mulutnya “monyong” itu menjadi
lengkap kelucuannya saat terbaca judul foto tersebut “Mau cucu” yang merupakan
versi bahasa anak keicl atas “minta minum susu”.
Orang sering bertanya, foto satwa
yang bagus itu yang seperti apa?
Dan, jawaban atas pertanyaan itu
selalu sama: foto bagus adalah foto yang sesuai dengan tujuan pembuatan foto
tersebut. Foto menu yang bagus adalah foto yang membuat orang ingin memakan
makanan yang terpotret. Foto interior yang bagus adalah foto yang membuat orang
ingin masuk ke ruangan yang terpotret tersebut.
Sedangkan untuk foto satwa,
penjabaran jawaban terbagi menjadi beberapa pemikiran. Foto satwa yang bagus
secara ilmiah adalah foto yang menggambarkan satwa itu seutuhnya: bentuknya,
warna bulunya, detail kulit, dan juga detail bagian-bagian tubuhnya yang lain.
Namun, foto satwa yang bagus untuk kategori non-ilmiah adalah foto yang bisa
membangun imajinasi tadi.
Kunci memotret satwa baik ilmiah
maupun tidak hanya ada satu: kesabaran menunggu adegan. Namun, yang tidak bole
hjgua dilupakan adalah, memotret satwa sering tergantung keberuntungan kita
juga karena dalam genre fotografi ini kejutan sungguh selalu diharapkan.
[*/CCblogspot.com dari Sumber : Kompas, Selasa, 15 November 2016
]
DESCRIPTION:
Fotografi memang selalu membuka peluang visual. Kemampuan seorang fotografer
untuk “mengolah” apa yang dilihatnya sebelum memotret akan sangat memengaruhi
hasil pemotretannya
KEYWORDS: fotografi
satwa,penuh kejutan
Excerpt : Fotografi
buat saya bukan melulu mengenai merekam gambar yang mengharuskan tercapainya
focus agar mendapatkan gambar yang tajam. Fotografi adalah sebuah perjalanan
yang tak akan selesai, jika kaidahnya hanya diukur dari pencapaian teknis, maka
berarti kita telah mematikan jalan panjang fotografi.
TAGS :
# Juara I Kategori
Umum: “Keluarga Besar”-John Hartono
#Juara II Kategori Umum: “Dara Laut Kecil”-Adi Sugiharto
#Juara 1 Kategori Pelajar: Mau “Cucu”-Mufthi Noorcha Barzanzi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar