YANG disebut flare pada lingkup
fotografi adalah cahaya “liar” yang ikut memengaruhi hasil foto kita, tampak di
foto sebagai bekas berkas putih baik dalam bentuk garis maupun bidang. Flare muncul akibat cahaya kuat yagn
datangnya nyaris menghadap kamera.
Flare bisa dianggap gangguan
sehingga ada banyak upaya menanggulanginya, misalnya dengan pemasangan lens
hood atau sejenis kerudung di depan lenasa. Namun, pada suatu keadaan tertentu,
flare sama sekali tidak bisa dilawan manakala kita memakai lensa superlebar,
misalnya 10 mm sampai dengan 20 mm.
Foto-foto di halaman ini semuanay
menadnung flare yang jsutru menjadi elemn
penting dair foto-foto tersebut. Flare adalah
pembeda antara imaji nyata dan imaji fotografis. Banyak film-film bioskop juga
memanfaatkan flare untuk efek-efek artistic.
Mata manusia sebenarnya sama dengan
kamera, artinya kita juga akan menangkap flare
kalau kondisinya sama. Namun, saat flare
terjadi di mata kita, manusia normal akan menutup mata karena cahaya kuat
selalu menyakitkan. Akibatnya, mata normal hampir tak pernah menyaksikan flare.
Atur penempatan flare sedemikian rupa sehingga menjadi elemen foto yang menguatkan.
Pilih posisi flare agar harmonis
dengan komposisi fotonya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar