Saat Berwisata
Setelah matahari menghilang di cakrawala saat senja, langit mulai
dipenuhi warna-warna indah.
Cameracanon.blogspot.com – kompas , Senin, 25 Juli 2011 | Oleh : Arbain
Rambey |Jakarta – Menurut Survei asosiasi pembuat kamera Jepang pada
2009-diulangi dengan hasil sama tiap tahun sampai sekarang-alasan terbesar
orang membeli kamera adalah untuk menemani beperigan. Fotografi memang teman
utama dalam dunia wisata karena banyak hal bisa didapat hanya dengan selembar
foto
Foto kegiatan manusia (human interest) selalu menarik
BAGI seorang
turis, selembar foto adalah bukti bahwa dia sudah sampai di tempat-tempat
indah. Sementara bagi sebuah Negara, fotografi adalah sarana untuk menarik
kedatangan turis ke wilayah wisata yang dimilikinya.
Dalam berdamawisata, janganlah
membawa perlengkapan kamera terlalu banyak karena itu malah merepotkan. Selain
berat, ketidakringkasan barang bawaan akan membuat banyak kesalahan yang tidak
perlu saat memotret.
Secara umum, dalam berwiata,
sebagian besar foto kita akan dihasilkan dalam pencahayaan siang yang terang
benderang. Maka, tidak terlalu perlu membawa lensa-lensa dengan bukaan 2,8 atau
lebih besar. lensa-lensa dengan bukaan terbesar 3,5 atau 4 sudah cukup.
Kalau anda tidak terlalu paham istilah
teknis fotografi, aline terakhir tersebut bisa dibaca: pakai kamera saku juga
sudah akan menghasilkan foto indah asal pemotretannya tepat
waktu dan posisi.
Banyak orang yang sangat fanatic
dengan mutu foto, lalu memilih membawa lensa-lensa cepat (bukaan besar) yang
berat. Pengalaman membuktikan, orang yang membawa lensa berat memang
mendapatkan foto yang lebih bagus. Namun, jumlah foto yang dibuat sangat
sedikit dengan pilihan terbatas pula.
Selain kamera DSLR, kepraktisan
kamera saku juga tidak bisa diabaikan. Pilihan antara memakai kamera saku dan
kamera DSLR adalah pilihan antara bepergian menyenangkan sambil membawa
foto-foto penuh kenangan atau berpergian dengan focus utama mendapatkan foto
bagus.
Secara umum, jumlah lensa yang
dibawa kalau memakai kamera DSLR sesungguhnya cukup dua buah, dan keduanya zoom.
Lensa yang paling sering menempel di kamera adalah lensa rentan 18-55
milimeter, atau yang setara misalnya 17-40, atau 12-60 pada system fourthirds.
Ini adalah rentang yang akan paling sering dipakai.
Lensa kedua, yang sebaiknya dipasang
dikantong lensa yang tersangkut di ikat pinggang agar mudah dijangkau,
dianjurkan punya rentang 70-200 milimeter atau 70-300.
Kalau masih mencadangkan memotret di
ruang sangat sempit (dan ini jarang sekali), bolehlah di dalam tas ada lensa
tambahan superlebar, misalnya 8 milimeter atau lensa mata ikan lain.
Kalau anda membawa DSLR, tas yang
dipakai sebaiknya adalah tas yang memudahkan kita berganti-ganti lensa, dua
foto tas yang menyertai tulisan ini, yaitu tas tipe slingshot, dan tas tipe pinggang, akan memudahkan kita dalam
segalanya.
Jangan malas
Hal penting lain dalam berwisata
adalah kenyataan ini: walau ini adalah saat bersantai, bukan berarti harus
melulu bermalas-malasan. Apa salahnya saat berwisata kita bisa mendapatkan
foto-foto alam yang bagus. Foto-foto itu jelas tidak bisa kita dapatkan kalau
kita semata tinggal di kota.
Pagi hari dan senja hari adalah saat
terbaik untuk memotret pemandangan alam. Pada pagi hari, udara masih bersih,
langit belum terlalu berawan, dan warna cahaya yang ada hangat kekuningan.
Sinar matahari pagi, juga sore, yang datang miring harus melewati atmosfer yang
lebih “dalam” daripada cahaya siang yang datang tegak lurus. Akibatnya, sinar
matahari pagi, selain punya suhu warna yang “hangat” karena suhu Kelvin-nya
rendah, juga membuat aneka bayangan yang membuat permainan warna.
Masalah teknis
Saat berwisata, sebagian besar wakt
ukita ada di luar ruangan dan masalh teknis yang harus dihadapi adalah
kelembaban. Kalau kita datang dari suhu yang lebih dingin, lalu memotret di
tempat yang kelembabannya tinggi, lensa kamera kita akan dipenuhi embun dan
kita tidak akan bisa memotret dengan baik.
Contoh kasus yang paling sering
terjadi untuk masalah ini adalah kita keluar dari dalam mobil ber-AC yang
sangat dingin, lalu memotret keluar mobil. Dalam waktu beberapa detik, lensa
kamera kita sudah akan dipenuhi uap air dan kita tidak dapat memotret.
Juga dalam keadaan hujan, kamera di
dalam ransel sering mengalami kondensasi sehingga lensa atau bahkan sensor
digitalnya dipenuhi embun.
Di dalam suhu sangat dingin, baterai
kamera juga mengalami kehilangan tenaga luar biasa. Dalam suhu sangat dingin,
usahakan agar kamera kita tetap hangat, misalnya dengan menaruhnya didada, di
dalam jaket yang kita kenakan.
Masalah teknis yang juga penting
adalah masalah white balance (WB).
Tidak selalu penyesuaian WB yang “tepat” akan menghasilkan gambar yang lebih
baik. Seni fotografi adalah menghasilkan foto sesuai “keinginan” kita. Foto
matahari terbit justru menarik kalau kekuningan. Maka, setting WB untuk
matahari pagi sebaiknya justru pada setting daylight,
kalau perlu pada setting di atas 5.500 kelvin.
Pada setting WB lebih tinggi
daripada 5.500 kelvin, warna pantulan sinar matahari di air akan tampak keemasan.
Memotret manusia
Selain memotret alam, ketika
berwisata, kita juga akan bertemu dengan banyak manusia dengan tabiat dan
kegiatan yang unik. Saat memotret
manusia selama perjalanan, kita bisa menghasilkan foto-foto yang sarat
makna dan kenangan.
Foto manusia dan kegiatannya, atau
biasa dikenal sebagai human interest photo, selalu menarik. Manusia
senang berinteraksi, berjumpa dan melihat manusia lain dalam bentuk apa pun.
Itulah sebabnya, foto human interest
hampir selalu ada di sejumlah media cetak.
Foto human interest bisa dikatakan karena manusia selalu berkegiatan di
mana pun. Namun, foto human interest
yang baik tidak terlalu mudah dihasilkan karena berbagai kendala yang mungkin
dihadapi si pemotret.
Manusia berkegiatan adalah sesuatu
yang tiga dimensi dan bergerak, sementara media foto adalah dua dimensi dan
sama sekali tidak bergerak. Selain itu, ekspresi seorang manusia sering hanay
bisa tertangkap indra manusia karena ekspresi merupakan reaksi terhadap
lingkungan. Tantangan dalam membuat foto human interest adalah kemampuan memindahakn
sebuah realitas manusia, lengkap dengan ekspresi fisiknya, ke dalam selembar
foto. Untuk itu anda harus jeli dan sabar agar bisa mendapatkan
foto-foto manusia berkegiatan yang unik dan menarik.
DESCRIPTION: Fotografi memang teman utama dalam
dunia wisata karena banyak hal bisa didapat hanya dengan selembar foto.
KEYWORDS: KIAT,MEMOTRET,BERWISATA,FOTOGRAFI,KAMERA,FOTO,DUNIA
WISATA,zoom,fourthirds,tepat waktu, posisi.