Selasa, 03 Maret 2015

KLINIK | FOTOGRAFI

Memahami Indahnya Mata Amatir

By Hendrik Tan disadur dari Kompas, Selasa, 22 Juli 2014,  Tips&Catatan : Arbain Rambey

AMATIR dan professional hebat mana dalam konteks fotografi? Pertanyaan diatas selalu terlontar dalam acara fotografi. Dan, untuk menjawabnya, kita tentu harus berpedoman dengan kenyataan: amatir yang mana dan professional yang mana. Segala hal di dunia tak pernah bisa dibuat rumus umumnya karena memang isi duni ini tidaklah homogeny.

Amatir sesungguhnya berasal dari kata yang kira-kira berarti ‘pencinta’. Yangdisebut fotografer amatir adalah orang yang memotret semata demi kesenangan dan kecintaan. Sementara professional mengadung makna ‘profesi’ alias pekerjaan. Yang disebut fotografer professional adalah orang yang penghasilannya dari fotografi. Kata professional tidak berhubungan langsung dengan tingkat keahlian.

Dalam sejumlah lombo foto yang saya amati selama lima tahun terakhir ini, kategori amatir hampir selalu diisi foto-foto yang jauh lebih bagus daripada kategori professional, dalam hal ini wartawan. Bisa dimaklumi karena amatir punya jangkauan pemotretan tidak terbatas, sementara kaum fotografer jurnalistik umumnya memotret di lingkungan di ditugaskan. Untuk kategori fotografer professional lain seperti para fotografer iklan, mereka jarang yang tertarik untuk ikut lomba foto.

“Mata Indonesia”

Baiklah, berbagai alinea di atas adalah deretan pembuka untung menggiring kita pada sebuah buku fotografi yagn dibuat komunitas fotografi amarti Candra Naya (Jakarta). Sebagai salah satu klub tertua di Indonesia, mulai berkegiatan pada 1948, klub ini adalah klub yang sangat aktif. Sejumlah lomba fotografi internasional digagas klub ini dalalm beberapa tahun terakhir.

Menerbitkan buku fotografi memang membutuhkan dana besar. Namun, yang lebih sulit adalah kemauan untuk menerbitkannya. Buku setebal 164 halaman yang berisi lebih dari 150 foto ini mengisi kekosongan buku foto tentang Indonesia yang dibuat fotografer Indonesia. Denagn editor Agatha Bunanta, buku ini diberi judul Mata Indonesia.

Mata para amatir di buku tersebut sungguh indah. Aneka hal yang ada di Indonesia dipotret dengan “lebih dari biasa” karena mereka melakukannya karena kesukaan. “Saya yakin dalam beberapa tahun lagi, buku ini akan menjadi barang koleksi yang diburu. Banyak hal yang sulit diulangi, ada dalam buku ini.” Kata Edwin Djuanda, Ketua Candra Naya, Sabtu (19/7).

Senin, 02 Februari 2015

LARAS |GADGET

Bergantung pada Mirrorless
Menurut laporan Camera dan Imaging Products Assosiation atau asosiasi produsen kamera dan imaging Jepang, CIPA, antara Januari hingga Juni 2013 lalu, para produsen kamera digital di Jepang hanya mampu mengapalkan sebanyak 30 juta unit kamera digital, atau turun 43% di banding tahun sebelumnya.
KAMERA ponsel gue udeh cukup kok buat foto-foto kegiatan sehari-hari. Buat apa bawa kamera yang besar? Repot, lagian agak gak pas aja kalau dibawa ke mall atau temapt lainnya kalau Cuma buat foto bareng.”
Begitulah ucapan yang terlontar dari mulut pemuda yang mulai malas membawa-bawa kamera DSLR ke mana-mana. Selain berat dan repot, membawa-bawa kamera DSLR sering dijadikan bahan ejekan misalnya mulai dari “kayak yang jago aja” atau “widih, fotografer tuh”. Celetukan itu yang mulai membuat pemuda ini mulai beralih ke kamera ponsel saja.
Inilah yang membuat penjualan kamera digital sedikit merosot karena ponsel menjadi andalan untuk kegiatan sehari-hari. Kini, kamera DSLR hanya bisa menggarap segmen yang benar-benar professional atau hobi. Namun, ditengah kelesuan itu masih ada harapan melalui produk kamera mirrorless.
Dengan ukuran lebih kecil dari DSLR, tetapi dengan kualitas gambar yang sama bagusnya dengan DSLR, kamera mirrorless menjadi pilihan yang tepat bagi mereka yang tidak ingin kerepotan dalam membawa kamera yang besar. Soal kualitas dengan kamera posel? Tentu lebih baik. Apalagi kemampuannya ybang bida digonta-ganti lensa sesuai kebutuhan menjadi faktor menarik pembeli.
Berdasarkan International Data Corporation (IDC), industry kamera mengalami penurunan pada 2013. Penjualan DSLR turun 11%, sedangkan compact camera turun 40%. Kamera mirrorless pun sebenarnya turun, tetapi tidak banyak, hanya 1,2%. Namun, di sinilah seharusnya kepintaran para produsen diuji coba. Mereka seharusnya lebih mampu memanfaatkan pasar compact camera dan DSLR untuk pindah ke mirrorless atau setidaknya tidak berpindah ke ponsel kamera.
Beberapa produsen pun sudah melakukan banyak cara, misalnya Sony. Tahun lalu, Sony menawarkan sensor full frame sebaik DSLR kelas ata. Olympus juga terus memperbaiki kualitas sensornya agar bisa menghasilkan gambar yang baik. Nikon pun tidak tinggal diam, sejumlah perbaikan dari bodi hingga memperbanyak jenis lensa juga dilakukan agar tetap bisa menarik pembeli.

Kamis, 01 Januari 2015

RAGAM | Kamera

Menjaga Kamera di Berbagai Situasi
CUACA yang tak menentu belakangan ini patut dicermati oleh para petualang dan fotographer yang menjadikan kamera sebagai teman setianya. Ya, kamera merupakan alat wajib yang selalu dibawa pemburu gambar walau kondisi cuaca tidak bersahabat. Panas dan hujan patut diwaspadai karena berpengaruh terhadap kerja kamera. Jangan sampai kamera yang tergangu akibat cuaca membuat gambar yang dihasilkan menjadi tidak maksimal.
Merawat kamera dalam kondisi cuaca yagn tak menentu dapat memperpanjang usia perangkat serta menjaga kerjanya tetap optimal. Suhu dingin dapat mempengaruhi kelembaban kamera dan baterai yagn digunakan sebagai sumber daya. Tidak hanya itu, suhu dingin dan lembab dapat juga merusak komponen eletronik dan lensa, serta menimbulkan jamur. Usahakan menjaga dsuhu tetap konstan sesuai dengna ketentuan yagn diberlakukan terhadap alat elektronik dan alat fotografi. Tak ada salahnya melengkapi tas kamera anda ddengn silica gel untuk menjaga kelembaban dan mencegah timbulnya jamur.
Selain menjaga alat dari kelembaban yang tak ideal, penggunaan tas atau wadah anti-air atau hujan tentunya dapat menambah usia alat lebih panjang dan bekerja optimal. Tas antibasah dan hujan banyak dijual di pasaran dengan harga yagn kompetitif. Gunakan tas tersebut dan jaga kamera agar tetap kering.
Perlakuan khusus terhadap kamera tidak hanya pada kondisi lembab dan hujan. Iklim kering dan cerah pun, hendaknya dhindari kamera dari pancaran sinar matahari langsung selama dibawa bepergian. Proses penggantian lensa bagi jenis kamera SLR pun harus hati-hati. Jika hendak mengganti lensa (bagi kamera jenis SLR) hendaknya dilakukan di tempat yagn bersih dan kering agar tidak ada kotoran ata udebu yagn dapat merusak sensor di dalamnya.
Jagalah selalu kamera anda dalam keaddan kering dan bebas debu. Tak ada salhnya membawa handuk kering dan kain halus dalam setiap kegiatan fotografi untuk melindung kamera dari debu dan menjaga kelembaban perangkat yang vital ini. Strap kamera yagn melekat pada alat in ijuga patut disetel agar nyaman ketika dikalungkan ke lehr ataupun dililitkan pada lengan saat sedang memotret atau bergerak bebas.