Kamis, 03 Maret 2016

MEMAHAMI FOTOGRAFI GUA

Cameracanon.blogspot.com – KEGIATAN menelusuri gua atau kegiatan speleologi makin populer di kalangan pencinta alam di Indonesia. Aneka keindahan gua di Indonesia satu per satu menyeruak lewat foto yang dibawa mereka yang memasukinya. Tetapi, tidak jarang juga terjadi kecelakaan-kecelakaan yang bahkan merenggut jiwa dalam kegiatan masuk ke perut bumi ini.

Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia/Federation of Indonesian Speleological Activities (Hikespi/Finspac), organisasi induk kegiatan ini di Indonesia, yang berdiri sejak 1983, baru saja mengadakan lomba foto kegiatan speleologi dan pemenangnya sudah diumumkan.
enurut Cahyo Alkantana, Presiden Hikespi, lomba foto ini diadakan untuk makin memasyarakatkan kegiatan speleologi yang benar dan aman di Indonesia. "Gua itu terbentuk ribuan sampai jutaan tahun. Jangan sampai jadi rusak karena eksplorasi yang salah," katanya.
Pencahayaan sulit

Dari sisi guna, fotografi gua punya dua macam fungsi, yaitu sebagai dokumentasi gua itu sendiri dan sebagai fotografi seni perjalanan.
Dari sisi dokumentasi, pemotretan gua meliputi detail, corak, dan kombinasi warna batuan yang ada sampai dengan aneka sisi dari gua tersebut. Pemotretan dengan pendekatan dokumentasi membutuhkan aneka akurasi yang tidak bisa ditawar, seperti akurasi warna, akurasi ukuran, dan akurasi bentuk (jangan terjadi distorsi akibat lensa yang salah).
Dari sisi fotografi seni perjalanan, fotografi gua selalu menekankan keindahannya yang dipadukan dengan manusia untuk perbandingan ukuran dan untuk memberi "rasa".
Secara tenis, fotografi gua membutuhkan pemahaman pencahayaan yang baik. Pada sisi gua di mana masih ada sinar matahari masuk, pengukuran pencahayaan sebaiknya memakai kompensasi minus agar bagian gelap tetap terekam hitam.

Sementara pada bagian gua yang gelap total, beberapa cara bisa dipakai.
1. Pergunakan tripod, lalu rana dipasang pada B (bulb). Lalu, dengan lampu kilat, cahayai berbagai permukaan dalam beberapa kali penyalaan lampu kilat.
2. Pencahayaan lampu kilat bisa digantikan lampu senter dengan durasi pencahayaan yang cukup lama. Harap diingat masalah WB (white balance) kalau memakai cahaya lampu senter.
3. Pencahayaan dengan menggabungkan cahaya flash dan lampu senter bisa juga dilakukan untuk mendapatkan efek aneka warna. Pasang WB pada mode tungsten sehingga cahaya flash akan terekam biru, sementara cahaya lampu senter terekam putih.[Sumber : Kompas, Rabu, 6 April 2016 | Oleh : ARBAIN RAMBEY ]