Jumat, 09 September 2016

MEMAHAMI TIGA FILTER OPTIK UTAMA

#foto kiri tanpa filter CPL, kanan memakai filter CPL
SELAMA persiapan pemotretan gerhana matahari total yang melalui beberapa wilayah Indonesia pada 9 Maret silam, ada filter fotografi yang sedang marak dibicarakan, yaitu filter ND (neutral density). Apa sebenarnya filter ND ini?
Pada era fotografi digital ini banyakfilter optic (filter yang menambahkan sesuatu pada lensa) yang sudah hilang karena bisa digantikan perangkat lunak, seperti filter kuning/merah/oranye, filter soft focus, filter gerak, dan filter split focus. Namun, masih ada beberapa filter optic yang sampai kapanpun rasanya tidak mungkin tergantikan perangkat lunak, yaiut filter UV, filter polarisier, filter ND, dan filter infrared (IR).
#Dengan memakai filter infrared (IR), cahaya yang masuk ke kamera hanyalah cahaya inframerah yang tidak terlihat mata. Foto yang dihasilkan serasa bukan di bumi akibat pencahayaan “lain” ini.
Filter UV yang menghalangi sinar ultraviolet (ungu) agar tidak masuk ke kamera mungkin bisa diabaikan sebab kini hampir semua lensa sudah menyaringnya alias filter Uv sudah otomatis ada di lensa-lensa porduk terbaru. Namun, tiga filter lain tidak akan dipasang permanen pada lensa sebab efek sampingnya sering tidak diinginkan.
Filter polarisier (polarizing filter) adalah filter yang secara mudah diartikan utnuk “memilih” hanya arah cahaya tertentu yang masuk ke kamera. Di pasaran, filter ini populer dengan nama filter CPL (circular polarizing filter). Sekadar catatan, ada filter polarisier lain, yaitu LPL (linear polarizing filter), tetapi kini sangat langka dan mahal. Beda teknis CPL dan LPL tidak terlalu signifikan untuk dibahas dalam tulisan ini.
#Dengan memakai filter ND400, kecepatan rana bisa lambat sekali walau cahaya melimpah. Foto ini memakai ISO 100, speed 5 detik, dan diafragma 22.
Dengan filter CPL, Anda bisa menyaring cahaya tertentu yang tidak diinginkan, seperti pada contoh foto dalam tulisan ini. Memotret ikan di kolam jelas perlu memakai CPL agar riak-riak airnya tidak ikut terpotret. Efek samping filter CPL adalah berkurangnya cahaya secara signifikan, bisa sampai empat stop. Maka, filter CPL sebaiknya dicopot saat tidak diperlukan.
Sementara filter ND dibuat untuk menurunkan “kecerahan” cahaya yang ada. Dalam contoh foto di tulisan ini ada foto air terjun yang dibuat dengan kecepatan rana lambat. ND punya banyak tingkat, tergantung seberapa “gelap” yang dibutuhkan. Memotret gerhana matahari total jelas butuh filter ND sebab cahaya matahari saat terbuka sungguh harus diredam agar bisa dipotret dengan layak.

Filter ketiga yang juga tak bisa digantikan perangkat lunak adalah filter IR yang menghasilkan foto serasa dunia mimpi, seperti foto Candi Borobudur (dipotret dari Hotel Amanjiwo) yang menyertai tulisan ini.[Sumber : Kompas, Selasa 8 Maret 2016 | Tips & Catatan |Arbain Rambey]