Selasa, 06 Juni 2017

Senandung Sunyi Kematian Pabrik Mori

AVONTUR |FOTO PEKAN INI
#Terbunuh

#Terkunci
#Terdiamkan
# Tertutupi
#Terbisu
Cameracanon.blogspot.com BANGUNAN  megah itu berdiri gagah menghadap utara. Ornament semi-art deco berbaur dengan gaya arsitektur era 1970-an menghias di sana-sini. Namun, kegagahan dan keelokan gaya bangunan itu hanya menjadi sisa sedikit yagn tampak. Kini, aura bangunan itu jauh lebih buruk dari yang seharusnya tergambarkan. Lusuh dan tak terawat.
Itulah gambaran kondisi bangunan pabrik kain cambric (kain mori) PC Rukun Batik, Ciamis, Jawa Barat, yang mati dan sempat berganti menjadi pabrik busa hingga tahun 1997. Kain mori menjadi salah satu bahan baku batik Ciamis.  Di saat yang sama, kondisi batik itu pun terseok di antara geliat liat usaha batik di Priangan, sperti Tasikmalaya dan Garut. Ilalang hampri memenuhi setiap sudut lubang jendelanya. Barisan semut yang bersemai di antara rerimbunan, kelepar sayap kelelawar, dan sesekali burugn wallet yang singgah menjadi kegaduhan dari denyut kehidupan yang kini ada.
Tulisan “PC Rukun Batik” di atas bangunan masih menancap, namun berkarat. Mesin-mesin besar tak lagi bergerak berirama memproduksi ribuan meter kain. Kaca-kaca pecah di sana-sini.

Matinya pabrik mori itu turut menjadi penanda era surutnya kehidupan perbatikan di Ciamis. Gempurang kain printing motif batik dari China yang gelombangnya mulai besar masuk ke Indonesia sejak 1980-an membuat batik Ciamis nyaris tinggal cerita. Meski masi hmenyisakan segelintir tenaga yang berusaha menyelamatkan warisan keeokan motif batik mereka, tetapi kini tak sesemarak lampau. Pabrik kain mori yang mati itu menjadi penandanya. [Kompas, Minggu 7 Agustus  2016 |Teks dan Foto Rony Ariyanto Nugroho ]