Sabtu, 29 September 2018

Antara “Shift” Optik dan “Shift” Digital

KALAU kita bediri di tanah lalu memotret sebuah bangunan tinggi, bangunan itu tentu terekam mengecil di bagian atasnya. Dalam kondisi biasa, foto itu tentu tidak menimbulkan masalah apa-apa.
Meski demikian, manakala foto bangunan itu diperlukan untuk mengiklankan sang banunan, bentuk mengerucut sepeti itu tentu tidak menarik. Harus ada upaya agar sang bangunan terekam tegak seperti layaknya sebuah gambar terknik karya seorang arsitek.
Kadang, upaya agar mendapatkan foto bangunan yang betul-betul tegak bisa dilakukan dengan cara memotret di sebuah tempat yang tingginya kira-kira setengah sanga banunan yang akan dipotret. Namun, kondisi seperti itu belum bisa didapat, seperti di Jakarta yang tidak mudah memilih lokasi pemotretan.
Upaya agar sebuah bangunan bisa terpotret tegak ada dua cara. Cara pertama dalah memakai lensa khusus yang disebut lensa perspective correction (PC) yang digungsikan pada mode “shift” (geser). Dengan mode ini, bangunan yang dipotret akan tetap tegak walau pemotretan dari arah bawah.
Cara kedua untuk membuat bangunan tampak tegak adalah koreksi dengan perangkat lunak, seperti Photoshop. Cara kedua ini jauh lebih murah daripa cara pertama kalau perangkat lunaknya memang sudah dimiliki. Sebuah lensa PC harganya beberapa kali lipat lensa biasa.
Meski demikian, cara dengan perangkat lunak punya kelemahan, yaitu bagian foto yang “direnggangkan” dalam kenyataannya memang betul-betul jadi renggang dalam kerapatan pikselnya. Dalam cetakan besar, kerenggangan itu kadang tampak.
Namun, secara umum pemakaian fungsi “shift” dengan cara digital jauh lebih praktis, murah, dan terkontrol. [*/CCblogspot.com  dari Sumber : Kompas, Selasa, 13 Desember 2016 ]

DESCRIPTION: Lensa perspective correction atau lensa PC adalah lensa yang kedudukan lensa-lensanya bisa digeser untuk mendapatkan efek perspektif tertentu.
KEYWORDS: shift optic,shift digital.
Excerpt : Pemotretan memakai lensa biasa pada sebuah bangunan tinggi dengan posisi fotografer rendah akan menghasilkan gedugn yang mengecil ke atas. Kondisi ini bisa dikoreksi dengan pemakaian lensa khusus.
TAGS : perspective correction lens.
# Pemotretan memakai lensa dengan korektor perspektif (lensa perspective correction/PC).
#Foto koreksi dari pemotretan normal memakai perangkat lunak.


Minggu, 09 September 2018

AGUS MURTADO yang Tidak Mudah Menyerah

Klinik Fotografi
DALAM dunia foto jurnalistik dikenal adanya esai foto, termasuk untuk memprofilkan seseorang. Ardianto, seorang praktisi multimedia, suatu hari melihat perjuangan seorang pria yang kehilangan kedua kaki dan satu tangan dalam menghidupi keluarganya.
Pria itu, yaitu Agus Murtado , dilihat Ardianto setiap hari di Stasiun Kebayoran Lama, Jakarta. Ardianto lalu mengikuti Agus, memotretnya dalam beberapa kali pertemuan, sehingga  terciptalah sebuah esai foto tentang kehidupan  Agus Murtado ini.
Esai asli terdiri atas belasan foto dan menjadi juara pertama kategori umum dalam lomba foto bertema “Budi Luhur” yang diadakan Univesitas Budi Luhur bulan lalu. Di halaman ini termuat beberapa foto inti yang barangkali bisa menjelaskan kehidupan Agus Murtado.
Berikut pengantar esai foto yang dibuat Ardianto.
Kecelakaan yang dia alami sekitar 20 tahun lalu telah merenggut tangan dan kedua kakinya. Peristiwa tersebut semapt membuatnya trauma dan putus asa. Namun, dukungan dan semangat dari keluargalah yang mampu membuatnya bangkit kembali.
Dia adalah Agus Murtado, Pria berusia 39 tahun ini adalah seorang difabel. Namun, dia justru menolak dikasihani. Ayah dua anak tersebut bekerja dengan membuka jasaservis elektronik di Jalan Giban, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, tak jauh dari Stasiun Kebayoran Lama.
Pahit manis telah ia rasakan sejak ia membuka usaha servis pada 2006, yaitu banyak orang yang merendahkan walau tidak sedikit juga yang salut dan mengapresiasi usahanya. Pernah suatu kali ketika ia hendak berangkat kerja ada seorang ibu yang memberinya sejumlah uang, namun Agus menolak dengan halus. Ia menjelaskan bahwa ia sedang berangkat kerja, bukan mengemis.
Tidak bisa dimungkiri, dalam beberapa kesempatan, Agus masih menyesali keadaan dirinya. Anmun, semua itu luruh ketika ia melihat istri, anak-anak, dan keluarganya menintai serta mendukungnya dengan tulus tanpa memandang kekurangannya. Seminggu sekali Agus pulang ke rumahnya di Tigaraksa, Tangerang Banten, untuk bertemu dan melepas rindu kepada istri dan kedua putrinya.
[Sumber : Kompas, Selasa, 19 Juli 2016 | Tips & Catatan |Arbain Rambey]
#Dengan kedua kaki palsu, Agus Murtado tetap hidup normal dan berbagai perjalanannya.
#Kedua kaki Agus Murtado adalah kaki palsu
#Melayani Pelanggan
#Dengan ruang kerja sempit dan segala keterbatasan fisik, Agus Murtado bekerja keras mencari nafkah.
#Hanya dengan tangan kanan yang berfungsi normal, Agus Murtado memanfaatkan mulut sebagai pengganti tangan kirinya.

DESCRIPTION: DALAM dunia foto jurnalistik dikenal adanya esai foto, termasuk untuk memprofilkan seseorang.
KEYWORDS: jurnalistik,dunia foto,esai foto.

TAGS :  Agus Murtado.