Minggu, 09 September 2018

AGUS MURTADO yang Tidak Mudah Menyerah

Klinik Fotografi
DALAM dunia foto jurnalistik dikenal adanya esai foto, termasuk untuk memprofilkan seseorang. Ardianto, seorang praktisi multimedia, suatu hari melihat perjuangan seorang pria yang kehilangan kedua kaki dan satu tangan dalam menghidupi keluarganya.
Pria itu, yaitu Agus Murtado , dilihat Ardianto setiap hari di Stasiun Kebayoran Lama, Jakarta. Ardianto lalu mengikuti Agus, memotretnya dalam beberapa kali pertemuan, sehingga  terciptalah sebuah esai foto tentang kehidupan  Agus Murtado ini.
Esai asli terdiri atas belasan foto dan menjadi juara pertama kategori umum dalam lomba foto bertema “Budi Luhur” yang diadakan Univesitas Budi Luhur bulan lalu. Di halaman ini termuat beberapa foto inti yang barangkali bisa menjelaskan kehidupan Agus Murtado.
Berikut pengantar esai foto yang dibuat Ardianto.
Kecelakaan yang dia alami sekitar 20 tahun lalu telah merenggut tangan dan kedua kakinya. Peristiwa tersebut semapt membuatnya trauma dan putus asa. Namun, dukungan dan semangat dari keluargalah yang mampu membuatnya bangkit kembali.
Dia adalah Agus Murtado, Pria berusia 39 tahun ini adalah seorang difabel. Namun, dia justru menolak dikasihani. Ayah dua anak tersebut bekerja dengan membuka jasaservis elektronik di Jalan Giban, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, tak jauh dari Stasiun Kebayoran Lama.
Pahit manis telah ia rasakan sejak ia membuka usaha servis pada 2006, yaitu banyak orang yang merendahkan walau tidak sedikit juga yang salut dan mengapresiasi usahanya. Pernah suatu kali ketika ia hendak berangkat kerja ada seorang ibu yang memberinya sejumlah uang, namun Agus menolak dengan halus. Ia menjelaskan bahwa ia sedang berangkat kerja, bukan mengemis.
Tidak bisa dimungkiri, dalam beberapa kesempatan, Agus masih menyesali keadaan dirinya. Anmun, semua itu luruh ketika ia melihat istri, anak-anak, dan keluarganya menintai serta mendukungnya dengan tulus tanpa memandang kekurangannya. Seminggu sekali Agus pulang ke rumahnya di Tigaraksa, Tangerang Banten, untuk bertemu dan melepas rindu kepada istri dan kedua putrinya.
[Sumber : Kompas, Selasa, 19 Juli 2016 | Tips & Catatan |Arbain Rambey]
#Dengan kedua kaki palsu, Agus Murtado tetap hidup normal dan berbagai perjalanannya.
#Kedua kaki Agus Murtado adalah kaki palsu
#Melayani Pelanggan
#Dengan ruang kerja sempit dan segala keterbatasan fisik, Agus Murtado bekerja keras mencari nafkah.
#Hanya dengan tangan kanan yang berfungsi normal, Agus Murtado memanfaatkan mulut sebagai pengganti tangan kirinya.

DESCRIPTION: DALAM dunia foto jurnalistik dikenal adanya esai foto, termasuk untuk memprofilkan seseorang.
KEYWORDS: jurnalistik,dunia foto,esai foto.

TAGS :  Agus Murtado.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar