Sabtu, 03 Maret 2018

Bahasa Visual dan Muatan Cerita Sebuah Foto

KLINIK FOTOGRAFI
Tips & Catatan |ARBAIN RAMBEY
DALAM dunia foto jurnalistik, sering terlontar frase “foto yang berbicara”. Orang mudah mengatakan frase ini, tetapi sesungguhnya pemahaman akan foto yang berbicara bukanlah hal yang mudah karena sesungguhnya sebuah foto berbicara dengan bahasa visual, alias informasinya masuk ke benak terutama lewat mata.
Definisi foto yang berbicara adalah foto yang mudah dipahami, tetapi informasinya leibh dari biasa. Kalau sekadar mudah dipahami, misalnya foto sebuah pena tergeletak di meja, itu tentu bukanlah foto yang berbicara.
Sebagai contoh adalah foto seroagn wanita sedang memasukkan suara ke dalam kotak suara dalam Pemilu 2009 lalu.
Foto ini berbicara karena orang langusng tahu bahwa itu adalah foto pemilu dengna segal atrib utnya. Informasi menjadi kuat karena sang pelaku adalah wanita berkebutuhan khusus. Foto ini menjadi “sangat berbicara” karena pelakunya, suasananya, dan gesture pelakunya (yaitu sedang memasukkan surat suara). Kalau pemotretan dilakukan saat pelaku sedang diam tersenyum, “rasa” foto tentu menjadi hambar.
Misalkan yang memasukkan suara adalah manusaia biasa, walau pemotretan juga dilakukan dilakukan saat dia memasukkan surat suara ke kotak, foto itu tetap mudah dimengerti, tetapi informasinya menjadi tidak istimewa. Akibatnya, fotonya dianggap tidak “berbicara”.
Dalam kasus foto pemilu tadi, foto menjadi makin kuat setelah orang membaca teksnya. Informasinya kemudian menjadi lengkap karena nama orang, lokasi, dan kondisi lain tidak mungki nditampilkan secara visual.
Demikian pula foto orang naik sepeda motor di atas kardus. Anda tentu langsung paham bukan? Dan, setelah membaca teksnya, anda makin tahun tentang foto tersebut.
Latar belakang pengetahuan
Untuk memahami sebuah foto, dibutuhkan pemahaman dasar terlebih dahulu. Foto Pemilu di atas tentu tidak akan dipahmi orang yang berlum pernah tahu apa itu pemilu. Foot orang naik sepeda motor tentu tidak akan dipahami kalau foto itu dilihat penduduk pedalaman yang sama sekali belum pernah melihat sepeda motor.
Perhatikan foto wanita berburka dan tukang foto. Foto tesebut dibuat oleh fotografer yang merasa bahwa membuat pasfoto tetapi tetap mengenakan burka adalah hal yang aneh. Foto itu tentu tidak aneh bagi penduduk tempat foto itu dibuat bukan?
Foto hanya akan berbicara bagi orang tertentu yang punya pemahaman cukup untuk foto tersebut. Dengan kata lain, foto tidak mungkin berbicara bagi semua orang. Dalam kasus foto wanita berburka tadi, foto tidak mungkin dipahami orang yang belrum pernah membuat pasfoto bukan?
Seorang jurnalis foto sebaiknya paham untuk level mana fotonya dibuat: untuk SMA ke atas, utnuk sarjana ke atas, atau anak SD pun sebaiknya bisa paham.
Dan, kasus terakhir adalah foto garis-garis putih di padang rumput. Silakan anda berpikir itu foto apa, kemudian bacalah teksnya.
Anda tentu berpikir: wah foto itu tidak berbicara sama sekali. Tetapi, ocba anda berpikir sebaliknya. Anda diminta memotret petani yang protes dan membuang susunya. Foto seperti apa yang akan anda ambil agar orang paham pada foto Anda?[*/Tukang-Jalan.com  dari Sumber : Kompas, Selasa, 20 September 2016 ]

DESCRIPTION: untuk bisa memahami tulisan ini, mohon jangan membaca teks foto-foto yang ada sebelum membaca tulisannya.
KEYWORDS: bahasa visual,muatan cerita,sebuah foto.
Excerpt : Definisi foto yang berbicara adalah foto yang mudah dipahami, tetapi informasinya leibh dari biasa. Kalau sekadar mudah dipahami, misalnya foto sebuah pena tergeletak di meja, itu tentu bukanlah foto yang berbicara!.

#Petani membuang susu hasil peternakannya di Ciney, Belgia, rabu (19/9/2009). Total susu yang dibuang 3 juta liter sebagai protes atas harga jual susu yang dipatok pemerintahnya.
#Ester Yustita(22)  tetap bersemangat menggunakan hak pilihnya dalam pemilu legislative meskipun harus menggunakan kakinya untuk mencontreng dan memasukkan surat suara di TPS 83 Kelurahan Pakis, Kecamatan Sawahan, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (9/4/2009).
#Pembonceng  nekat duduk di atas kardus yang diikat ke sadel sepeda motor di Jalan Cipondoh, Tangerang, Selasa (29/12/2009)
#Fotografer menyiapkan kameranya untuk pemotretan pas foto di sebuah tempat di Kabul, Afganisstan, Minggu (21/9/2003). Pemerintahan setempat mewajibkan wanita memakai burka.