Rabu, 24 Desember 2014

KLINIK | FOTOGRAFI

Definisi Kamera Makin lari dari Sejarah
By Hendrik Tan disadur dari Kompas, Selasa, 23 Desember 2014,  Tips&Catatan : Arbain Rambey, sayangnya gambar-gambar diambil dari Google
# Foto udara konser music saat hari pelantikan Jokowi sebagai Presiden Ketujuh RI tanggal 20 Oktober 2014. Kamera yang bisa diterbangkan adalah tren yang mengemuka selama 2014 dan akan sangat berkembang di tahun-tahun berikutnya.
KALAU ada fotografer yang hidup tahun 1930-an dibawa kemasa kini, dia pasti bingung dengan definisi kamera yang ada. Kamera saat ini makin beragam bentuk dan fungsinya, dengan mutu yang maki bagus pula.
Saati ini, jangan lagi bertanya, “bagus tidak?” saat ada kamera baru diluncurkan. Sejak akhir 2013 pun, semua kamera telepon genggam sudah punya mutu yang sangat bagus utnuk standar fotografi umum, yaitu dilihat, dipamerkan, lalu dicetak, dan dipajang di rumah. Tidaklah heran kalau dalam setahun terakhir makin sedikit orang yang membeli kamera saku. Kalau telepon sudah bisa, buat apa beli kamera saku lagi bukan?
Selain itu, kini kamera mirrorless sedang booming. Perusahaan Panasonic dan Olympus yang merintis jenis kamera ini pada 2009 sudah memutuskan berhenti membuat DSLR (Digital Single Lense Reflex). Hal ini lalu diikuti merek-merek lain, seperti Pentax, Sony, Samsung, dan Fuji. Bahkan saat ini dengan deretan kamera mirrorless-nya yang cukup menggebrak pasar dengan ujung tombak XT-1.
Di sisi lain, Sony agak “kebingungan” dengan standar lensa yang mereka anut. Di awal membuat kamera serius dengna mengakuisisi Konica dan Minolta, sony punya kedudukan lensa bayonet yang menganut sistem Minolta pada seri Alfa. Kemudian saat mulai membaut kamera mirrorless dengan nama Nex, Sony membuat sistem lensa baru saat mereka meluncurkan seri mirrorless full frame yang kembali memakai nama seri Alfa.
Di satu sisi, sistem lensa New Alfa dari Sony ini membuka harapan baru pada sistem mirrorless yang sangat canggih, di sisi lain hal ini membuat bingung konsumen yang jelas berkeberatan membeli ankea sistem lensa sekaligus.
Dalam kancah kamera sangat ringan, upaya Samsung yang menggabungkan kamera saku dan telepon genggam seperti Galaxy S4 Zoom mulai menjadi gejala yang pasti sedang dilirik ankea perusahaan kamera/telepon lain.
Bagaimana Tren Kamera pada Tahun 2015 mendatang?
#Kini hampir tiap orang senagn memotret sehingga Casio membaut sebuah kamera yang bisa dipakai normal. Kamera ini bisa diputar sebagai kamera selfie dan bisa dijadikan kamera denga control jarak jauh dengan memisahkan kedua bagian utamanya, bahkan bisa diterbangkan
Mengamati apa yang terjadi selama tahun 2014, ada hal penting yang bisa kita sepakati. Saat ini kamera terbagi dua hal besar, yaitu utnuk skala industry (iklan dan aneka keperluan khusus seperti pemetaan) dan untuk skala umum. Jurnalistik bisa dikatakan masuk kategori umum karena dia tidak menuntut mutu terlalu tinggi, sementara secara umum kamera apa pun sudah bermutu bagus.
Yang marak pula adalah menerbangkan kamera karena kini kamera bisa sangat mungil dan ringan. Selama 2014, kita lihat kamera ringan yang bisa dikontrol dari jauh makin banyak beredar di pasaran, seperti GoPro, sony, Brica, bahkan HTC, dan juga Casio. Dengan kemampuan dikendalikan dari jarak jauh, kamera-kamera ini kemudian dipasang pada pesawat terbang ringan untuk bisa memotret aneka keperluan. Konser rakyat 5 Juli 2014 di Gelora Bung Karno dan juga pelantikan Jokowi sebagai presiden pada 20 Oktober lalu diwarnai banyaknya kamera yang terbang di udara.
Kamera-kamera terbang ini mutunya sangat jelas bukan papan atas karena selain sensornya berukuran kecil, lensanya pun bukanlah lensa mutu tinggi yang bisa dilepaspasangkan. Tetapi secara umum, kini kamera-kamera  ini juga dipakai untuk aneka keperluan serius, seperti iklan dan jgua film komersial karena juga sudah masuk kelas 4K.
Untuk tahun 2015 mendatang, kecenderungan fotografi adalah sebagai berikut.
1. Fotografi selfie yang makin marak. Bagaimanapun orang senang memotret dirinya sendiri karena memang ini hakiat kamera secara umum. Pada awal abad ke-20, George Eastman, pendiri perusahaan Kodak, berpikir bagaimana bsia membuat kamera yang berukuran kecil. Bagi Eastman, bisa memotret dan bisa berpotret saat berpergian adala hhal yagn sangat menarik. Dan Eastman menciptakan Kodan Brownie yang menjadi cikal bakal semua kamera yang ada sekarang.
2. Kamera makin murah dan semua orang ingin memiliki kamera. Maka, kamera yang akan banyak terjual adalah kamera yang bisa memenuhi sebanyak mungkin kebutuhan manusia. Orang jelas ingin bisa memotret kapan pun karena kameranya mungil dan ringan. Orang juga kadang ingin mengendalikan kameranya secara remote.
3. Dunia foto jurnalistik makin meninggalkan DSLR, sementar DSLR pun mulai digeser kelas prosumer untuk merekam video. Saat ini kamera kelas prosumer sudah ada yang mampu merekam video 4K dengan sangat baik, seperti Lumix GH4. Dalam skala agak lebih rendah, telepon cerdas seperti Sony Z3 pun bisa merekam video 4K.
4. Akan muncul telepon cerdas dengan lensa yang bisa diatur diafragmanya. Selama ini, kamera telepon hanya mengandalkan ISO dan rana elektronik untuk mengatur pencahayaan. Kamera hybrid seperti Samsung Galaxy S4 Zoom akan mengerucut menjadi makin tipis.
5. Video 4K adalah hal umum pada kamera prosumer keatas mulai tahun 2015, disertai makin cepatnya kartu memori yang ada dipasaran.
Kecenderungan 2015 sudah terlihat di Desember ini dengna munculnya kamera Casio FR-10 dan Exilim MR-1. Kamera FR-10 sungguh memberontak terhadap definisi kamera yang selama ini kita tahu baik dalam bentuk maupun dalam fungsi.
FR-10 bsia diperlukan seperti gantungan kunci yang ditaruh di pinggang dengan penggantung khususnya. Lensanya bisa diarahkan ke arah sesuka hati kita, bahkan unik lensa bisa dipisahkan dari induknya untuk dikendalikan jarak jauh lewat saluran Bluetooth yang stabil.
Sedangakan MR-1 adalah contoh konkret bahwa fotografi selfie sudah dianggap serius di mata produser. Kamera ini memang dibuat khusus utnuk memotret diri sendiri dengan nyaman dan akurat.
#Kecenderungan orang untuk memotret dirinya sendiri atau melakukan selfie dijawab produsen dengna kamera khusus selfie ini. Baigan depan kamera ditutup dengan cermin cembung untuk membantu pemotret membaut kompisisi yang akurat. Hasil pemotretaan yang memakai lensa setara 21 mm format 135 tidaklah cembung seperti preview-nya
Hak lain yang konon akan terjadi tahun 2015 adalah munculnya kamera-kamera mirrorless yang mengejutkan dari Canon dan Nikon (yang selama ini terkesan tidak serius di mirrorless), kemudian munculnya aneka kamera ala GoPro dari merek-merek besar lain, dan juga telepon cerdas yang memakai lensa berdiafragma.
Produsen makin berlomba menghasilkan produk inovatif. Kita sebagai pemakai tentu tinggal tersenyum senang dan menikmatinya bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar