Selasa, 01 Januari 2019

Photokina 2018 dan Evolusi Fotografi/Videografi

Realitas saat ini, kebutuhan kadang ditentukan dengan kemunculan barang baru. Perusahaan elektronik dari Jepang, Panasonic, pada Photokina 2018 (pameran fotografi dua tahunan dunia) di Cologne, Jerman, akhir bulan lalu, mengumumkan sedang menyiapkan kamera untuk rekaman video 8K pada Olimpade Tokyo 2020 mendatang.
PERTANYAAN yang lalu mengemuka adalah apakah kita perlu 8K? Untuk menjawab itu, kita bisa melihat ke belakang. Dulu saat VCD dibuat pada awal tahun 1990-an menggantikan video VHS, orang mera puas menyaksikan video dari VCD. Kemudian kemunculan DVD pada akhir tahun 1990-an membuat orang lalu melupakan VCD. Demikian pla sat Bllue Ray muncul, orang lalu melupakan DVD. Kebutuhan orang meningkat sejalan dengna kemajuan teknologi, bukan sebaliknya.
Sistem “mirorless”
Panasonic bisa dikatakan membuat evolusi fotografi pada 2008 bersama Olympus menciptakan system kamera mirrorless. Saat ini, bisa dikatakan semua perusahaan fotografi sudah mulai meninggalkan system DSLR dan memakai system baru yagn dimotori Panasonic dan Olympus ini.
Pada 2008 it uPanasonic memilih sensor Micor Foruth Third (MFT) untuk system mirrorless-nya dan ini bertahan sampai sekarang. Selam ini sensor MFT secara umum bisa memenuhi kebutuhan umum fotografi.
Sementra itu, perusahana-perusahaan lain memilih sensor APSC, seperti Sony yang memulai system mirrorless sejak 2009, juga Fuji dan Cannon. Mirrorless yang memakai sensor Fullframe (36cm x 24cm) pertama adalah Sony lewat seri A7 pada 2013.
Namun di Photokina 2018 ini pula, Panasonic secara mengejutkan mengumumkan akan memperoduksi ssestem mirrorless dengan sensor fullframe. Ada yang menyebut bahwa Panasonic “mengikuti” Sonny, juga Canon dan Nikon, yang memulainya sejak beberapa bulan lalu.
Pertanyaan yang lalu mengemuka adalah, apakah Panasonic menyerah denga nkemajuan MFT yagn dirasa kurang cepat?
Menurut Toshiyuki Tsumura, Kepala Perencanaan Produk Panasonic, Panasonic sedagn berusaha melompat secara teknologi. “Sistem MFT kam ibagus sekali, bukan? Nah, kami sekarang merencanakan kamera baru dengan sensor yang ukurannya dua kali MFT, jadi pasti hasilnya leibh bagus lagi,” katanya kepada Kompas dan dua praktisi videografi dari Indonesia, Goen Rock dan Beny Kadar, dalam wawancara khusus di Cologne.
Sesungguhnya, kamera mirrorless dengan sensor fullframe buatan Panasonic yang akan beredara tahun ini tersebut bukanlah terbaru “baru” bagi konsorsium penciptanya (Panasonic, Leica, dan
Sigma) dan bukan sangat baru karena system ini ternyata sudah ada, yaitu Mounting L dari Leica.


Sistem fullframe sesungguhnya adapatasi dari system film yang merekam dalam rekaman 36 cm x 24 cm. Dan system ini pertama kali dipakai Leica  pada 1927 lewat Leica 1. Sistem fullframe adala hsistem dasr yang diawali oleh Leica dan kin populer lagi dalam era digital.

Kamera baru rancangan tiga perusahaan ini cukup siap karena sudah mempunya 11 lensa yang bisa dipakai, yaitu 8 dari Leica dan 3 dari Panasonic sendiri. Sementra perusahaan Sigma akan menghasilkan lensa-lensa lapis keduanya.
Sampai kapan perekembangan kamera akan berlangsung?


Jawabannya adalah, tidak akan pernah berhenti. Selama inovasi bisa dilakukan, kebutuhan manusia akan menyesuaikannya.  [Sumber : Kompas, Selasa. 2 Oktober 2018|Oleh : Arbain Rambey]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar