Rabu, 10 Oktober 2018

CALIBRE, Pameran Foto Era Digital

KLINIK FOTOGRAFI  Tips & Catatan |ARBAIN RAMBEY

SEJAK fotografi memasuki era digital murni pada tahun 2000, pelan tapi pasti orang makin jarang mencetak fotonya maka, foto keluarga, foto diri, dan foto-foto lain pun jadi biasa disaksikan di layar computer, layar telepon genggam, atau juga bingkai foto digital. Satu per satu perusahaan cetak foto meniggalkan bisnisnya.
Namun, dalam tataran seni, foot dalam bentuk cetak tidak akan pernah mati karena pada satu titik orang buuth “betemu”, butuh interaksi nyata, dan butuh “rasa bahwa sebuah foto ada”. Ini mirip dengna feomena film yang sempat mematikan gedung bioskop karena maraknya film digital dalam sekeping cakram DVD/Blue Ray, tetapi kini orang mulai kembali ke gedung bioskop juga.
Sebuah pameran foto bertajuk “Calibre” yang  berlangsung di Ruman MAEN di bilangan Jakpus, Jakarta, menunjukkan dengan jelas penggabungan dunia digital dan dunia cetak. Empat fotografer berpameran di sana, yaitu Fanny Octavianus, Jay Subyakto, John Suryaatmadja, dan Oscar Motuloh. Mereka berkolaborasi dengan pakar digital Howard Brawidaja dan Gunawan Widjaya.
Dalam pameran foto Calibre, materi tersaji dalam cetakan dan digital, tanpa tumpang-tindih. Pengunjung dianjurkan mengunduh dahulu perangkat lunak Calibre Indonesia, baik di Android maupun di iOS. Dan, dengan perangkat lunak itu, data tentang sebuah foto dan juga foto lain yang “mendampingi” sebuah foto yang cetakannya terpasang mudah diakses pengunjung.
Pembelian sebuah karya dalam cetakan juga bisa dilakukan dari perangkat lunak tersebut. Hal ini membuat sebuah cetakan yang dibeli penunjung otomatis terdata, mendapat nomor seri, sekaligus mencegah terjadinya cetakan tidak resmi alias bajakan. Fotografer dan pembeli karys sekaligus terlindungi.
Caliber mungkin bukan yang pertama dalam pemakaian QR code (quic response code) dala msebuah pameran foto. Pameran foto dalam rangka Kemerdekaan RI ke-10 tahun 2015 sudah memakainya. Tetapi, dari segi system kerja dan fakta penjualan karya, Calibre memang terdepan.
Diharapkan dengan rintisan Calibre ini, pameran fotografi di Indonesia marak lagi dan penjualan karya foto menjadi menarik dan terdata dengan baik. [*/CCblogspot.com  dari Sumber : Kompas, Selasa, 11 Oktober 2016 ]

DESCRIPTION: untuk bisa memahami tulisan ini, mohon jangan membaca teks foto-foto yang ada sebelum membaca tulisannya.
KEYWORDS: foto digital,pameran foto,era digital.
Excerpt : Fotografi buat saya bukan melulu mengenai merekam gambar yang mengharuskan tercapainya focus agar mendapatkan gambar yang tajam. Fotografi adalah sebuah perjalanan yang tak akan selesai, jika kaidahnya hanya diukur dari pencapaian teknis, maka berarti kita telah mematikan jalan panjang fotografi.
TAGS :  Calibre,QR code,karya foto.

#Foto karya  Jay Subyakto dalam aplikasi Calibre Indonesia dan keternagn pemikiran pemotretnya.
#Foto Karya  Oscar Motuloh yang dilihat dari aplikasi Calibre Indonesia beserta opsi untuk membelinya.
# Foto Karya  Fanny Octavianus dalam serial berjudul “Noktah Jaman” dan QR Code di sampingnya.
#Detail  Quick Response (QR) Code pada foto karya John Suryaatmadja. Dnegna aplikasi Calibre Indonesia, segala keterangan dan foto lain dari seri “Almost Heaven” ini bisa dilihat di telepon cerdas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar