Senin, 15 Oktober 2018

Fotografi Satwa yang Selalu Penuh Kejutan

SATWA  liar tidak bisa diatur untuk difoto. Ini adalah hal yang harus dimengerti orang yang berniat utnuk memotret satwa di alamnya, atau orang yang sekadar ingin menikmati sebuah foto satwa.
Dengan demikian, sebuah foto satwa menjadi menari kalau imajinasi orang yang melihat foto itu terbangun, entah berdasar pengalaman pribadi tentang sebuah hal, entah karena angannya terasosiasi dengan sebuah kalimat.
Roto pemenang kedua Kategori Pelajar pada Lombo Foto Satwa International 2016 yang digagas Taman Safari Indonesia adalah contohnya. Siapapun yang melihat foto karya Muhamad Bilal Wibisonoa tersebut akan tertawa, setidaknya tersenyum meliaht adegan “saling pandang” kdua satwa. Apalagi setelah mengetahui bahwa judul foto itua adalah “Fish to Face” yang mengingatkan kita pada ujaran “Face to face” bukan?
Demikian pula saat kita melihat foto pemenang pertama Kategori Pelajar karya Mufthi Noorcha Barzanzi. Penamppilan seekor anak orangutan (Pongo abelii) yang mulutnya “monyong” itu menjadi lengkap kelucuannya saat terbaca judul foto tersebut “Mau cucu” yang merupakan versi bahasa anak keicl atas “minta minum susu”.
Orang sering bertanya, foto satwa yang bagus itu yang seperti apa?
Dan, jawaban atas pertanyaan itu selalu sama: foto bagus adalah foto yang sesuai dengan tujuan pembuatan foto tersebut. Foto menu yang bagus adalah foto yang membuat orang ingin memakan makanan yang terpotret. Foto interior yang bagus adalah foto yang membuat orang ingin masuk ke ruangan yang terpotret tersebut.
Sedangkan untuk foto satwa, penjabaran jawaban terbagi menjadi beberapa pemikiran. Foto satwa yang bagus secara ilmiah adalah foto yang menggambarkan satwa itu seutuhnya: bentuknya, warna bulunya, detail kulit, dan juga detail bagian-bagian tubuhnya yang lain. Namun, foto satwa yang bagus untuk kategori non-ilmiah adalah foto yang bisa membangun imajinasi tadi.
Kunci memotret satwa baik ilmiah maupun tidak hanya ada satu: kesabaran menunggu adegan. Namun, yang tidak bole hjgua dilupakan adalah, memotret satwa sering tergantung keberuntungan kita juga karena dalam genre fotografi ini kejutan sungguh selalu diharapkan.
[*/CCblogspot.com  dari Sumber : Kompas, Selasa, 15 November 2016 ]

DESCRIPTION: Fotografi memang selalu membuka peluang visual. Kemampuan seorang fotografer untuk “mengolah” apa yang dilihatnya sebelum memotret akan sangat memengaruhi hasil pemotretannya
KEYWORDS: fotografi satwa,penuh kejutan
Excerpt : Fotografi buat saya bukan melulu mengenai merekam gambar yang mengharuskan tercapainya focus agar mendapatkan gambar yang tajam. Fotografi adalah sebuah perjalanan yang tak akan selesai, jika kaidahnya hanya diukur dari pencapaian teknis, maka berarti kita telah mematikan jalan panjang fotografi.
TAGS :

# Juara I Kategori Umum: “Keluarga Besar”-John Hartono
#Juara II Kategori Umum: “Dara Laut Kecil”-Adi Sugiharto

#Juara 1 Kategori Pelajar: Mau “Cucu”-Mufthi Noorcha Barzanzi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar